Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekutu Vladimir Putin Bertambah, Anjuran dari Uni Eropa Dimuntahkan, Situasi Bisa Berubah?

Sekutu Vladimir Putin Bertambah, Anjuran dari Uni Eropa Dimuntahkan, Situasi Bisa Berubah? Kredit Foto: Reuters/Russian Foreign Ministry
Warta Ekonomi, Moskow -

Seorang pejabat dari Eropa datang mengunjungi Rusia dalam momen yang langka. Diketahui, pejabat tersebut adalah Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin yang berkunjung menemui Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Lawatan pejabat Serbia itu juga pada akhirnya menyoroti penolakan negaranya untuk bergabung dengan Eropa dalam memberi sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tunjuk PLTN Terbesar di Eropa dalam Bahaya, Siapa yang Salah?

Vulin sendiri memang telah lama dikenal dengan sikapnya yang pro-Rusia dan anti-Barat. Selama pertemuannya dengan Lavrov pada Senin (22/8/2022), ia menegaskan bahwa Serbia adalah satu-satunya negara di Eropa yang tidak memberlakukan sanksi dan bukan bagian dari 'histeria yang anti-Rusia'.

Serbia secara resmi mengajukan keanggotaan Uni Eropa (UE) pada Desember 2009. Namun, selama bertahun-tahun, negara ini justru telah menjauh dari jalur UE, dan bergerak menuju China serta sekutu tradisional Slavia-nya, Rusia.

Dalam pemerintahan Serbia, Vulin juga dilabeli sebagai 'pria Moskow'. Dia telah menganjurkan penciptaan akan 'Dunia Serbia', yang akan menyatukan semua orang Serbia di Balkan di bawah satu bendera, yang dipimpin oleh Presiden Serbia Aleksandar Vucic.

Vulin pernah mengatakan bahwa Serbia harus meninggalkan tujuan keanggotaan UE, dan sebaliknya beralih ke Moskow. Selain itu, ia juga kerap mengecam negara-negara tetangga Serbia, bersama dengan para pemimpin mereka yang dipanggilnya dengan sebutan menghina.

Tahun lalu, Vulin membentuk apa yang disebut sebagai 'kelompok kerja' dengan Nikolai Patrushev, sekretaris kuat Dewan Keamanan Kremlin. Tujuan kampanye ini adalah untuk melawan 'revolusi warna', serangkaian protes massa yang terkadang menyebabkan penggulingan rezim di bekas Uni Soviet, bekas Yugoslavia, Timur Tengah dan Asia.

'Penyadapan dan pelanggaran internasional'

Pertemuan antara Vulin dan Patrushev terjadi di Moskow pada akhir tahun lalu. Namun, terungkap oleh media independen bahwa Vulin menyerahkan Patrushev hasil penyadapan dari sebuah pertemuan di ibu kota Belgrade, yang diadakan oleh para anggota oposisi Rusia.

Diketahui bahwa sulit bagi kelompok oposisi untuk mengatur pertemuan di Rusia. Alhasil, mereka memilih Belgrade karena mereka tidak memerlukan visa untuk masuk ke Serbia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: