Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kominfo x Warta Ekonomi Group Dukung Presidensi G20, Bersama Generasi Muda Berkarya untuk Bangsa!

Kominfo x Warta Ekonomi Group Dukung Presidensi G20, Bersama Generasi Muda Berkarya untuk Bangsa! Kredit Foto: Kominfo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia akan memegang Presidensi Group of Twenty (G20) di tahun 2022 ini. Perlu diketahui, bahwa ini adalah kali pertama Indonesia terpilih sebagai pemegang kursi Presidensi G20, sejak G20 dibentuk pada tahun 1999 silam.

Adapun, selama masa presidensi, Indonesia akan berperan dalam menentukan agenda prioritas dan memimpin rangkaian pertemuan G20, termasuk KTT yang akan dilaksanakan pada November 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali.

Baca Juga: Warta Ekonomi Beri Penghargaan ke 151 Emiten dengan Kinerja Terbaik

Nah, jelang perhelatan forum G20 tersebut,Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI bersama Warta Ekonomi pun mengelar rangkaian acara, salah satunya webinar yang mengangkat tema Anak Bangsa Recover Together, Recover Stronger, dengan menghadirkan para narasumber yang inspiratif dan ahli di bidangnya, seperti Iqbal Kurniawan (Editor in Chief Tech in Asia), Gita Savitri (Influencer/Vlogger), Nadhira Nuraini Afifah (Influencer/Vlogger), dan Rio Pramudita (Business Developer Akuo Energy). Tak lupa hadir pula Sumiati, Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kominfo RI, yang mewakili Dirjen IKP Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, Usman Kansong, sebagai keynote speaker.

Sumiati, selakuSekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kominfo RI, mengatakan bahwa webinar kolaborasi dengan Warta Ekonomi Group ini digagas dengan tujuan untuk mengajak diskusi anak-anak muda sekaligus mengenalkan peristiwa monumental G20 ke kalangan muda.

"Lewat acara ini, Kominfo ingin mengenalkan apa itu G20 dan apa manfaatnya bagi masyarakat, dan ini tentu harus diterjemahkan secara mudah, meskipun saat ini, ini adalah isu yang diangkat di kalangan elit. Secara sederhana mungkin, bagaimana implementasinya di dalam kehidupan bermasyarakat, di ekonomi, di kesehatan, ini apa sih yang bisa kita dapatkan dari keketuaan Indonesia Indonesia dalam G20 ini," tutur Sumiati, dalam sambutannya secara virtual, Rabu (24/08/2022).

Gak cuma lewat webinar, kata Sumiati, Kominfo juga ingin mengajak anak-anak muda agar mau menuangkan sudut pandangnya terkait 3 Sektor Prioritas G20 melalui keikutsertaannya di dalam lomba vlog.

"Nah lewat lomba vlog juga itu bisa menerjemahkan apa itu G20 bagi masyarakat dan mungkin itu akan menjadi sesuatu yang lebih familiar bagi masyarakat, dengan bahasa-bahasa yang lebih membumi, dengan contoh-contoh yang lebih kelihatan di lingkungan kita. Sehingga bisa menumbuhkan kegotongroyongan bagi dunia dan menumbuhkan semangat kebersamaan sehingga dunia bisa pulih bersama karena kondisi pandemi ini mempengaruhi juga semuanya," papar Sumiati.

Kesehatan dan Transisi EnergiJadiSalah Satu Isu Prioritas Presidensi G20 Indonesia

Dalam gelaran webinar Anak Bangsa Recover Together, Recover Stronger ini, Nadhira Nuraini Afifah, yang fokus dalam hal kesehatan pun memberikan pandangannya terkait perannya sebagai public health. Nadhira sendiri merupakan dokter muda lulusan Harvard T.H. Chan School of Public Health pada departemen kesehatan global dan populasi yang berfokus pada nutrisi.

Nadhira juga menuturkan, isu kesehatan menjadi salah satu fokus pembahasan utama dalam presidensi G20 pasca terhantam pandemi Covid-19 yang melanda hampir di seluruh negara di dunia. Terkait public health sendiri, Nadhira mengatakan bahwasanya dokter dan public health adalah dua hal yang berbeda, walaupun orang melihatnya mungkin mirip. Menurutnya, dokter sendiri lebih fokus mengobati pasien bagi individu-individu, sementara public health fokusnya lebih luas lagi.

"Jadi, public health itu lebih ke isu sosial di sekitar. Kenapa saya tertarik jadi public health? Jadi sebenarnya waktu dulu saya praktek pertama kali jadi dokter ya itu di Nusa Tenggara Barat selama 1 tahun waktu itu, di situ saya baru mulai merasakan bahwa ternyata yang bikin pasien menderita itu seringkali bukan cuma penyakitnya aja atau bahkan bukan penyakitnya sama sekali, tapi justru masalah sosial yang mengelilingi penyakit tersebut," tutur Nadhira.

Baca Juga: Kominfo Gandeng BINAR, Siapkan 1.000 Beasiswa, Begini Cara Daftarnya!

"Kalau jadi dokter kita ngobatin pasien satu-satu tapi kalau kita bisa bikin satu kebijakan yang bagus aja itu impact-nya bisa 1.000 orang atau sejuta orang dalam satu waktu. Nah itu yang mendasari saya akhirnya fokus di public health," lanjut Nadhira.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: