Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mossad Israel Adalah Dalang di Balik Penikaman Salman Rushdie Penulis Ayat-Ayat Setan?

Mossad Israel Adalah Dalang di Balik Penikaman Salman Rushdie Penulis Ayat-Ayat Setan? Kredit Foto: Reuters/Ritzau Scanpix/Carsten Bundgaard
Warta Ekonomi, Teheran -

Penusukan Salman Rushdie, penulis Ayat-Ayat Setan, diduga merupakan siasat organisasi intelijen Israel atau Mossad.

Hal itu dikatakan Nader Hashemi, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Denver, dalam wawancara hari Sabtu (21/8/2022) dengan Negar Mortazavi, pembawa acara Podcast Iran.

Baca Juga: Salman Rushdie Penulis Ayat-Ayat Setan Ditusuk hingga Sekarat, Penikam: Saya Tidak Salah, Dia Menyerang Islam

Melansir The jerusalem Post, Selasa (24/8/2022) Hashemi menekankan apa yang dia yakini sebagai dua kemungkinan penjelasan berdasarkan waktu penyerangan.

Kemungkinan pertama, penikaman itu dilakukan oleh Iran yang ingin membalas dendam pada Amerika Serikat atas pembunuhan jenderal IRGC Qassem Soleimani pada 2020.

Menurutnya, Korps Pengawal Revolusi Iran berusaha untuk membunuh Mike Pompeo dan John Bolton namun tak mampui. 

“Target bernilai tinggi sehingga mereka memilih target lunak seperti Salman Rushdie. Mungkin, mungkin, kita tidak tahu,” ucap dia.

Kemungkinan lain, kata Hashemi, penyerang Rushdie, Hadi Matar, adalah agen Mossad yang menyamar sebagai operasi atau pendukung IRGC.

"Kemungkinan lain, adalah bahwa anak muda Hadi Matar ini berkomunikasi dengan seseorang secara online yang mengaku sebagai anggota atau pendukung Korps Pengawal Revolusi Iran,” katanya.

Orang mengaku berafiliasi dengan Republik Islam Iran bisa saja menjadi agen Mossad,” katanya.

Hashemi melanjutkan, motif Israel  dalam tindakan itu untuk melakukan operasi bendera palsu.

Tujuannya adalah untuk membangkitkan oposisi terhadap upaya kekuatan dunia yang sedang berlangsung untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015.

"Israel telah mengambil posisi yang sangat kuat untuk menentang menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: