Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Etika Digital Diperlukan untuk Membangun Relasi Sosial Positif di Internet

Etika Digital Diperlukan untuk Membangun Relasi Sosial Positif di Internet Kredit Foto: Unsplash/John Schnobrich
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat beradaptasi dengan digitalisasi, semenjak pandemi 2 tahun lebih berjalan dan memaksimalkan pemanfaatan ruang digital untuk kehidupan sehari-hari. Di ruang digital para pengguna membaur, karena tidak ada lagi batas geografis negara. Diperlukan etika dan sikap toleransi agar ekosistem digital tetap kondusif serta terhindar dari konflik. 

Dosen Praktisi Program Magister UNAIR dan HR Profesional, Rovien Aryunia mengatakan perubahan budaya setelah digitalisasi membawa perubahan cara berinteraksi di internet. Karena itu segala aktivitas digital harus menerapkan etika digital. 

Baca Juga: Integritas dan Kejujuran Jadi Faktor Utama Etika Digital

"Etika digital merupakan tata krama dalam menggunakan internet. Urgensi etika berinternet sendiri diperlukan mengingat pengguna internet berasal dari berbagai macam negara dengan perbedaan bahasa, budaya dan adat istiadat," kata Rovien saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (24/8/2022). 

Setiap pengguna perlu belajar etika seperti saat mengakses informasi, yakni memilah informasi agar terhindar dari hoaks dan memverifikasi kembali sebelum menyebarkannya. Terlebih saat ini dengan adanya internet membuat setiap orang kebanjiran informasi yang semuanya belum tentu kebenarannya.

Memahami etika digital berarti juga membentengi diri dari hal negatif saat berpartisipasi membangun relasi sosial di masyarakat. Etika digital sangat diperlukan supaya penggunanya bisa berkolaborasi secara aman dan nyaman dengan pengguna lainnya. 

Menurut survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Warga Digital Harus Memiliki Kesadaran Beretika dalam Berinternet

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Dosen Praktisi Program Magister UNAIR dan HR Profesional, Rovien Aryunia, Guru Dharma Wanita I dan Relawan RTIK, Jawa Timur, Ika Rahmawati, serta seorang dosen, Andik Adi Suryanto. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi dan instagram @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: