Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setahun Pakai Dagangan, Omzet dari Ratusan Ribu Per Hari Meroket hingga Puluhan Juta Per Bulan

Setahun Pakai Dagangan, Omzet dari Ratusan Ribu Per Hari Meroket hingga Puluhan Juta Per Bulan Kredit Foto: Rosmayanti
Warta Ekonomi, Semarang -

Social commerce Dagangan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik di daerah rural. Dagangan pun meluncurkan kampanye terbaru #DimanapunJadiMudah untuk memaksimalkan digitalisasi rural commerce sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup, serta menciptakan ekosistem ekonomi inklusif di wilayah rural Indonesia.

Salah satu konsumen yang merasakan dampak dari kehadiran aplikasi Dagangan, Endang Purwanti (32) mengaku mendapat kenaikan omzet penjualan usai menjadi konsumen Dagangan selama setahun belakangan.

"Omzet dulu ratusan ribu, sekarang bisa sampai jutaan. Sekarang alhamdullilah naik. Kalau ramai bisa Rp5 juta sehari, paling minim Rp3 juta," ungkap ibu tiga orang anak ini saat ditemui awak media di Kendal, Semarang, Rabu (24/8/2022).

Baca Juga: Target Ambisius Startup Dagangan: Jangkau 83.000 Desa di Seluruh Pelosok Indonesia

Jika dihitung per bulan, omzet harian paling minim sebesar Rp3 juta dikalikan dengan 30 hari dalam sebulan, Endang bisa meraup Rp90 juta dalam sebulan. Padahal sebelumnya, ia hanya meraup sekitar jutaan per bulan.

Menurut pelaku usaha yang telah menjalankan usahanya selama 15 tahun ini, aplikasi Dagangan begitu memudahkan dirinya dalam mengisi stok dagangan toko kelontongnya. Pasalnya, ia tak perlu repot-repot pergi jauh ke pasar tradisional untuk membeli barang dagangan yang jaraknya dua jam perjalanan.

"Sebelum pakai Dagangan saya belanja di Kulakan yang jaraknya dua jam perjalanan. Jadi kalau mau belanja saya harus tutup warung dulu, kan artinya saya enggak ada pemasukan saat tutup warung," beber Endang.

President & Co-founder Dagangan, Wilson Yanaprasetya, menjelaskan bahwa Dagangan memang bertujuan untuk membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan akses untuk memenuhi kebutuhan harian, seperti sembako, produk segar hingga kebutuhan pokok lainnya.

“Target market kami memang masyarakat di daerah yang masuk kategori tier 4 di mana lokasinya berada minimal 10 kilometer dari pasar basah yang ada di wilayah tersebut,” papar Wilson.

Dagangan, lanjut Wilson, bercita-cita untuk memberdayakan masyarakat yang tersebar di daerah untuk berdaya secara ekonomi melalui transformasi kegiatan ekonomi tradisional menjadi digital.

“Dagangan menyelesaikan masalah dengan menyediakan harga barang yang tidak beda jauh, sehingga para pelanggan atau reseller tidak perlu mengeluarkan uang bensin, namun tetap bisa berjualan,” jelas Wilson.

Di kesempatan terpisah, Ryan Manafe, CEO & Co-Founder Dagangan, menjelaskan bahwa sejak awal berdiri di 2019, model bisnis Dagangan fokus memberikan kemudahan bagi pengguna untuk berbelanja melalui berbagai channel, mulai dari platform Dagangan ataupun dari jaringan reseller dan mitra dengan memanfaatkan digitalisasi serta analisis big data.

“Kami membangun jaringan gudang mikro (hub-and-spoke) di kota-kota tier 3-4 dan wilayah pedesaan untuk memberikan penetrasi paling dalam bagi produsen besar menjangkau desa-desa serta mendekatkan masyarakat di desa tersebut dengan akses kebutuhan sehari-hari sehingga biaya logistik menjadi lebih efisien dengan harga terjangkau," jelasnya, Kamis (25/8/2022).

Hingga kini, Dagangan telah membangun lebih dari 40 hub untuk menjangkau 17.000 desa di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: