Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto merupakan salah satu tokoh yang paling potensial maju sebagai calon Presiden dalam Pemilihan Presian (Pilpres) 2024 mendatang.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, jika Prabowo maju sebagai calon Presiden, maka secara tidak langsung telah mengganjal Anies Baswedan dan memuluskan kemenangan terhadap Ganjar Pranowo jika Gubernur Jawa Tengah itu maju dalam pilpres 2024.
"Majunya Prabowo sebagai capres secara tidak langsung sangat menguntungkan Ganjar Pranowo, pada saat yang sama menunjukkan bahwa Anies Baswedan mungkin terganjal sebagai capres-cawapres," kata Pangi dalam keterangan tertulisnya, Kamis 26 Agustus 2022.
Menurut Pangi, Anies Baswedan mempunyai elektabilitan tinggi, namun tidak serta merta membuat Gubernur DKI Jakarta itu mulus menjadi capres lantaran veto players dalam politik kepartaian Indonesia.
"Misalnya Anies selalu masuk tiga besar, kluster elektabilitas 'papan atas', tidak serta merta mulus menjadi calon presiden, tetap saja partai politik lah yang punya 'veto players' siapa saja capres-cawapres yang bakal mereka usung nantinya," ujarnya.
Menurut dia, jika Prabowo maju sebagai capres di pilpres 2024, maka artinya pemilih Anies Baswedan akan terganggu. Sebab basis ceruk segmen pemilih yang sama antara Anies dan Prabowo.
"Sedangkan basis ceruk segmen pemilih Ganjar tetap tidak terbelah (straight ticket voting), bahkan semakin solid dan bulat. Sementara basis suara Anies dan Prabowo terbelah (split ticket voting)," ujar Pangi.
Mengutip data tabulasi silang (cross tabulation) column Voxpol Center Research and Consulting pada Maret 2022 yang menunjukkan bahwa pemilih Partai Gerindra memilih Prabowo sebesar 55,9 persen, sementara pemilih Partai Gerindra yang memilih Anies Baswedan persentasenya sebesar 44,7 persen.
"Dari data ini menunjukkan bahwa pemilih Partai Gerindra split ticket voting terbelah ke capres Anies dan capres Prabowo secara signifikan," ujar Pangi.
Majunya Prabowo, kata Pangi lagi, juga makin membatasi kans Anies untuk diusung parpol sebagai capres, karena kuota 20 persen parpol koalisi sebagai syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).
"Tentu ini menyulitkan secara matematika politik, tidak mudah bagi Anies yang bukan kader parpol dan tidak punya partai. Dengan demikian, majunya Prabowo sebagai capres tentu saja semakin menutup ruang Anies untuk mendapatkan 'boarding pass' dari partai politik," katanya lagi.
Oleh karenanya, ia menilai majunya Prabowo sebagai Capres 2024 sama saja memberi jalan atau karpet merah kepada Ganjar, agar bisa menang dengan mulus pada pilpres 2024.
"Bagaimana cara menganjal kemenangan Anies dan bagaimana memuluskan jalan Ganjar menjadi presiden, 'kausalitas' kunci penentunya terkait maju atau tidak Prabowo sebagai capres nantinya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami