Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antisipasi Kenaikan Harga BBM, Ini Tips Atur Keuangan untuk Milenial

Antisipasi Kenaikan Harga BBM, Ini Tips Atur Keuangan untuk Milenial Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lonjakan harga minyak mentah dunia akibat adanya ketegangan geopolitik di Eropa Timur yang melibatkan Rusia dan Ukraina membuat beberapa negara telah menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di wilayahnya.

Akibat dari hal tersebut, Indonesia juga merasakan dampaknya dan pemerintah sudah pernah menyesuaikan harga BBM meskipun masih di bawah harga keekonomian dari harga minyak dunia.

Perencana keuangan sekaligus pendiri dari Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno mengatakan masyarakat perlu mengkaji ulang pengeluaran karena ternyata pendapatannya tidak mengalami kenaikan secepat kenaikan inflasi, secepat kenaikan harga barang dan jasa, terutama BBM.

Baca Juga: Pertamina Jamin Penuhi Layanan BBM di DKI Jakarta, Banten, dan Jabar

"Apa yang harus kita lakukan, generasi milenial sebagai generasi pada usia produktif memang saat ini yang paling tinggi untuk aktivitas seperti bekerja, gaya hidup, dan ini akan membutuhkan mobilitas dan ini tentunya menggunakan kendaraan pada umumnya," ujar Mike saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Selasa (30/8/2022).

Mike mengatakan, dampak dari kenaikan BBM, salah satunya adalah pengeluaran untuk transportasi, baik pribadi maupun umum seperti ojek online. Jika hal itu terjadi maka akan ada kenaikan biaya transportasi dan pastinya akan menambah pengeluaran.

Maka dari itu, yang bisa dilakukan adalah mengkaji ulang di mana kalau pemasukan belum naik, sementara inflasi naik, terutama di harga BBM yang akan naik. 

Menurutnya, yang perlu dikaji ulang adalah efisiensi dalam beraktivitas seperti bepergian untuk bekerja maupun untuk mengantar anak sekolah.

"Kalau seperti itu yang harus dikaji ulang adalah frekuensi dari bepergiannya. Misalnya sebelumnya frekuensinya setiap hari bisa saja diganti menjadi sekali jalan dua sampai tiga tempat sekaligus. Jadi, tidak setiap hari keluar atau dua sampai tiga hari keluar, tapi cukup seminggu sekali misalnya, jadi bensinnya bisa hemat," ujarnya. 

Kemudian yang kedua adalah dengan mengoptimalkan kerja jarak jauh, di mana mengatur bagaimana tetap bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan secara jarak jauh.

"Bisa jadi tidak di rumah, tidak di kantor, tapi intinya kalau bisa melakukan beberapa pekerjaan dari satu tempat saja tanpa harus berpindah-pindah, itu dapat menghemat biaya transportasi," ungkapnya.

Jika bisa seperti itu, maka bukan hanya transportasi saja yang dapat dihemat, tetapi juga bisa menghemat parkir, tol, dan pengeluaran tak terduga lainnya. 

"Yang pasti kalau kita bepergian juga harus jajan (makan), itu efek lanjutannya dengan fokus melakukan efisiensi jadwal bekerja," jelasnya.

Selain itu, milenial juga dapat menggunakan fitur-fitur yang ada di aplikasi transportasi online berupa patungan dan berangkat menuju kantor secara bersama-sama.

Dengan begitu, dapat menghemat pengeluaran untuk membeli bahan bakar dan pulang lebih cepat karena harus menggunakan transportasi secara bersamaan.

"Jadi, kita bisa hemat bensin dan tidak semua orang keluar rumah dengan kendaraan pribadi di waktu yang sama, tapi bisa diatur penggunaanya sehingga patungan beli bensin bisa diatur, kemudian juga kita bisa menjadi lebih efisien karena kita harus kerja sama dengan yang lain supaya kalau pulang kantor enggak terdorong untuk main ke mana-mana karena teman yang lain sudah ditunggu di rumah," paparnya. 

Lebih lanjut, Mike menyebut bukan hanya masalah kreativitas dalam hal mengantisipasi kenaikan BBM, tapi lebih kepada bersikap realistis terhadap gaya hidup, jadi diarahkan sedemikian rupa untuk lebih fokus dan efisien dan lihat urgensinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: