Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh! G20 Masih Asing di Telinga Orang Indonesia, Ternyata Ini Alasannya

Waduh! G20 Masih Asing di Telinga Orang Indonesia, Ternyata Ini Alasannya Financial and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) Presidensi G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali. | Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia mendapat giliran untuk pertama kalinya memimpin G20 pada tahun 2022. Tongkat estafet presidensi telah diberikan Italia yang menjadi pemimpin di tahun 2021.

G20 adalah platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dan berkembang utama di dunia. Anggota G20 berjumlah 22 negara yang mewakili lebih dari 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.

Baca Juga: Wapres: KTT G20 Bali, Momentum Konversi Penggunaan Kendaraan BBM ke Kendaraan Listrik di Indonesia

Puluhan negara itu nantinya akan dipimpin Indonesia dalam sebuah konferensi tingkat tinggi (KTT) tahunan. KTT G20 Indonesia akan digelar pada November 2022 mendatang. Di dalamnya merupakan sebuah forum komunike yang mengungkapkan komitmen dan visi anggota untuk masa depan, yang disusun dari rekomendasi yang dipilih dan hasil dari pertemuan tingkat menteri dan alur kerja lainnya.

Namun ternyata G20 masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap dalam risetnya bahwa "67 persen publik belum mengetahui forum bagi negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut".

Hasil survei yang dirilis SMRC pada Selasa (30/8/2022) di kanal YouTube SMRC TV menunjukkan orang Indonesia 33 persennya mengetahui tentang G20. Dari jumlah tersebut, survei menjabarkan kembali pengetahuan masyarakat tentang Indonesia bergabung sejak G20 berdiri pada 1999.

"Survei membuktikan dari 33 persen yang tahu G20, ada 57 persen yang tahu bahwa sejak berdiri wadah itu di tahun 1999, Indonesia sudah termasuk di dalamnya," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani.

Sementara itu, sekitar 43 persen dari data yang tahu G20, responden mengatakan bahwa mereka tidak tahu jika Indonesia telah bergabung sejak 1999. Ini merupakan 18,5 persen dari total populasi yang ada.

Survei dilakukan pada 5-13 Agustus 2022 kepada seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni warga berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1053 atau 86 persen.

Sebanyak 1053 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar +-3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: