Tujuannya adalah agar para korban ini nantinya tidak memiliki perilaku seks menyimpang tadi. "Selain memberi semangat secara psikis dan pendidikan agama pula untuk mendukungnya," imbuhnya.
Sementara, mereka yang sudah terkena HIV, kata Iwan, untuk tahap awal memang ada metode untuk menekan penyebarannya, yaitu melalui penggunaan obat Antiretroviral (ARV). ARV ini bisa didapat dengan mudah di Puskesmas dan gratis.
Baca Juga: Dukung UMKM, PDIP Jabar Punya Aplikasi Media Pintar Perjuangan
"Saya juga berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang menyediakan obat ini secara gratis. Hanya saja jika tidak rutin meminumnya, dikhawatirkan virusnya menyebar dan sulit dikendalikan," jelasnya.
Mantan Kapolda Jabar ini pun menyebutkan, penderita harus mengonsumsi obat impor dengan biaya puluhan juta per bulannya. Namun, sebagai seorang Nahdliyin, Iwan juga mengaku metode pendukung pencegahan penyebaran pada tubuh penderita HIV ini bisa juga dengan cara yang ada di Pesantren Abah Anom di Tasikmalaya.
Melalui metode Thariqah Qodiriah Naqsabandiyah (TQN), para penderita HIV bisa memiliki harapan hidup lebih lama. Jadi, selain mendapat harapan hidup lebih, mereka juga dipastikan mendapatkan pendidikan agama yang baik.
"Ini pun berlaku bagi pecandu narkoba yang susah berhenti. Apalagi jarum suntik narkoba adalah salah satu cara penyebaran tercepat virus HIV ini," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum