Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiga Faktor yang Memengaruhi Kesopanan Netizen

Tiga Faktor yang Memengaruhi Kesopanan Netizen Kredit Foto: Unsplash/Creative Christians
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masifnya kemajuan teknologi informasi menghadirkan tantangan bagi budaya Indonesia yang kaya nilai Pancasila. Sekarang ini kesopanan dan kesantunan setiap individu semakin menipis. Masalah ini tidak hanya terjadi di dunia digital, tapi di dunia nyata.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Baca Juga: Maksimalkan Peluang Ekonomi Digital, Indeks Literasi Netizen Perlu Ditingkatkan

"Kita harus bisa menyamakan pandangan etika atau budaya di dunia nyata dan dan digital. Termasuk sopan santun. Jangan sopan santun di dunia nyata saja, tapi di dunia digital tidak sopan santun. Ini mencerminkan nilai Pancasila kita masih diragukan di dunia digital," kata Program Manager Njombangan dan Dosen UNWAHA, Purbowo, S.Agr., M.P saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, pada Selasa (30/8/2022).

Menurut riset yang dirilis Microsoft pada 2020, netizen Indonesia disebut pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Ada tiga faktor yang memengaruhi kesopanan individu, yakni hoaks dan penipuan, ujaran kebencian, serta diskriminasi.

Purbowo menjelaskan ada keterkaitan antara budaya dan etika sehingga netizen Indonesia harus mampu menjaga budaya Indonesia di dunia digital. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Sebab, masyarakat di dunia nyata mampu bersikap sopan dengan saling sapa ketika bertemu seseorang, tapi sikap di dunia digital berbanding terbaling. 

"Mari mulai tata diri untuk menjaga sopan santun di dunia digital. Budaya kita, di daerah-daerah kita memegang teguh nilai-nilai Pancasila, memegang teguh nilai-nilai kesopanan," kata Purbowo.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Baca Juga: Tips Jitu Jadi Content Creator Bermanfaat, Netizen Wajib Simak!

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pengusaha, Digital Trainer, dan Graphologist, Diana Aletheia Balienda. Kemudian Program Manager Njombangan dan Dosen UNWAHA, Purbowo, S.Agr., M.P, serta mengundang Key Opinion Leader (KOL), Public Figure, dan Penulis Buku Parenthink, Mona Ratuliu.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: