Sebut Dunia Hadapi Krisis Iklim, Pejabat Lingkungan G20 Lakukan Pembicaraan Ini
Dia mengatakan semua menteri lingkungan G-20 sepakat untuk mengurangi dampak degradasi lahan dan kekeringan, meningkatkan perlindungan konservasi dan pemulihan berkelanjutan ekosistem, lahan dan hutan, untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Dalam beberapa tahun terakhir, tanda-tanda perubahan iklim semakin mencolok, termasuk di Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau. Lembaga pemerhati lingkungan Forum Lingkungan Hidup Indonesia telah memperkirakan bahwa bencana hidrometeorologi terkait iklim di Indonesia akan meningkat 7% tahun ini.
Meskipun dampak perubahan iklim semakin memburuk, pembiayaan untuk industri batubara terus meningkat di Indonesia. Antara 2014 dan 2019, pinjaman bank untuk pembangkit listrik tenaga batu bara mencapai $19,4 miliar, yang melibatkan sejumlah bank milik negara, menurut data pemerintah.
Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, adalah pengekspor utama batu bara, minyak sawit, dan mineral di tengah kelangkaan komoditas global setelah invasi Rusia ke Ukraina. Ekspor batubara meningkat ke level rekor pada bulan Maret setelah larangan singkat pada pengiriman awal tahun ini untuk mengamankan pasokan domestik.
Anggota G-20 menyumbang sekitar 80% dari output ekonomi dunia, dua pertiga dari populasi dunia dan sekitar 80% dari emisi gas rumah kaca global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: