Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BP2MI Lepas 96 PMI ke Korea Selatan

BP2MI Lepas 96 PMI ke Korea Selatan Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melepas 96 Pekerja Migran Indonesia (PMI) program Goverment to Goverment (G to G) untuk penempatan di Korea Selatan untuk sektor manufaktur serta 155 calon PMI yang mengikuti preliminary education. Pelepasan tersebut dihadiri Kepala BP2MI Benny Rhamdani dan Wakil Menteri Keternagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor di Hotel El Royale, Jakarta, Senin (1/9/2022).

Benny menyatakan, sejak Korea Selatan membuka masuknya kembali tenaga kerja asing ke negaranya yaitu 9 Desember 2021, BP2MI telah melepas kurang lebih 6700 calon PMI ke Korea Selatan. Dalam hal ini, BP2MI menargetkan 10 ribu PMI dikirim ke korea selatan.

Baca Juga: Tingkatkan Keterampilan, Great Edu Gandeng BP2MI Gelar Pelatihan Buat CPMI

"Jika ditambah dengan skema private to private (P to P) mandiri per Januari hingga Agustus 2022 telah melepas lebih 101 ribu PMI ke negara penempatan," kata Benny dalam sambutan.

Sesuai dengan mimpinya, lanjut Benny, dirinya ingin melepas para PMI seperti melepas kontingen olimpiade. Sebelum diterbangkan ke negara tujuan bekerja, para PMI ini diinapkan di hotel bintang empat selama dua malam dengan segala fasilitas yang diberikan serta negara juga memberikan pelatihan yang cukup.

"Semua fasilitas diberikan gratis tanpa dipungut biaya. Karenanya, para PMI ini layak diperlakukan seperti itu, bahkan kita juga hadirkan tokoh-tokoh hebat," ucapnya.

Benny menegaskan, para PMI ini merupakan penyumbang devisa terbesar kedua untuk negara Rp159,6 triliun. Setelah penyumbang devisi pertama di sektor migas, dan juga sektor pariwisata yang menjadi penyumbang devisa ketiga bagi negara. Untuk itu, dalam menambah peluang para PMI dapat bekerja di luar negeri, dirinya telah mengusulkan 18 negara unutk diajak kerja sama dengan pemerintah.

"Memang seharusnya negara dapat membuka kerja sama untuk keperluan G to G. Nanti Kemenaker yang mengusulkan," tegasnya.

Sementara itu, Finda, 31 tahun, PMI asal Malang yang siap diberangkatkan oleh BP2MI mengatakan dirinya telah menungggu sekitar lima tahun untuk dapat pergi ke Korea Selatan, menyusul suaminya yang juga seorang PMI.

Dirinya pun harus meninggalkan satu orang anak kepada orang tuanya selama dirinya kerja di Korea Selatan. "Suami duluan, prosesnya kemarin bareng tapi saya nunggu hampir lima tahun," ujarnya.

Baca Juga: Raih Predikat WTP, DPR Dukung Penambahan Anggaran BP2MI

Dia mengungkapkan telah mengeluarkan biaya sekitar Rp20 juta untuk dapat menjadi PMI. Namun hal tersebut tidak menjadi kendala. Pasalnya, semangatnya untuk membantu keluarga dan mencari modal untuk memperbaiki taraf kehidupannya ke depan.

"Untuk masa depan, saya ingin merubah hidup saya untuk lebih baik lagi ke depannya," harap dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: