Agar inflasi di Indonesia tidak terlalu besar, Ekonom Universitas Diponegoro Semarang, FX Sugiyanto menganalisis bahwa nilai kenaikan harga BBM yang diterapkan pemerintah idealnya 25 persen saja.
Senada dengan FX Sugiyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Adhi Wiriana menyarankan sejumlah langkah agar dampak kenaikan BBM tidak terlalu besar terhadap kenaikan inflasi. Langkah-langkah yang disarankannya adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Rizal Ramli Kasih Solusi Biar Harga BBM Tidak Naik, Singgung Kinerja MK dan Proyek IKN: Hentikan!
Pelaku usaha harus melakukan efisiensi anggaran ataupun biaya. Pemerintah melakukan intervensi agar tarif angkutan darat, laut, udara tetap terjangkau oleh masyarakat.
Pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat, misalnya dengan memberikan bantuan di sektor kesehatan, pendidikan, serta mendorong penciptaan lapangan kerja baru.
Kontribusi BBM Terhadap Tingkat Inflasi
Untuk menjawab pertanyaan benarkah harga BBM naik berakibat inflasi dapat kita singgung informasi dari Wakil Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, BBM memberikan kontribusi sekitar empat persen terhadap tingkat inflasi negara.
Dengan menaikkan harga bensin dan solar sekitar 7 hingga 8 persen, kenaikan bahan bakar akan berkontribusi hanya 0,04 persen terhadap inflasi per April 2022.
Ada lima komoditas yang memberikan andil besar terhadap Inflasi di Indonesia dan itu bukan hanya BBM. Hal tersebut dikonfirmasi oleh catatan Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa ada lima komoditas yang memberikan andil besar terhadap inflasi dari Januari hingga Agustus 2022. Kelima komoditas tersebut antara lain:
-
Cabai merah, menyumbang sebesar 158,27% (yoy)
-
Bawang merah, menyumbang sebesar 9,88% (yoy)
-
Gas LPG 3 Kg, menyumbang sebesar 8,73% (yoy)
-
Bensin, menyumbang sebesar 5,75% (yoy)
-
Angkutan udara, menyumbang sebesar 49,91% (yoy)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty