Komnas HAM dan Komnas Perempuan Sebut Pelecehan Seksual yang Menimpa Putri Candrawathi, Eko Kuntadhi: Malah Jadi Juru Bicara!
Eko Kuntadhi menyayangkan pernyataan Komnas HAM dan Komnas Perempuan terkait pelecehan seksual yang menimpa istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Menurutnya kedua lembaga negara ini malah terlihat seperti juru bicara Putri Candrawathi.
Menurutnya kasus pelecehan diawal sudah dilaporkan Putri namun dihentikan karena tidak ada bukti yang solid atau kuat. Inipun karena Putri sudah menghilangkan barang bukti.
“Putri sendiri udah melaporkan kasus pelecehan seksual ini ke Polisi, tapi dihentikan karena Polisi gak melihat adanya bukti yang solid atau yang kuat. Karena setelah kejadian itu handphone-handphone para ajudannya malah diganti sama Mbak Putri artinya itukan bukti. Kalo emang itu terjadi, bukti komunikasi kan bisa dilacak dengan jelas,” ungkap Eko melalui video dari channel Youtubenya, 2045 TV, Selasa (06/09/22).
Baca Juga: Mengaku Korban, Kok Bisa Putri Candrawathi Menghilangkan Semua Ponsel Ajudannya?
“Biasanya pelecehan seksual, perkosaan atau apa-apa itu menggunakan teori relasi kuasa. Pihak yang merasa lebih dominan dan kuat memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pelecehan seksual. Dan korbannya adalah yang lebih lemah, secara pangkat, secara ekonomi, secara drajat sosial,” tambahnya.
Ia menyayangkan ditengah banyaknya kejanggalan seperti ini justru Komnas HAM dan Komnas Perempuan malah seakan menjadi juru bicara dan melontarkan kembali isu pelecehan seksual atau pemerkosaan di Magelang.
“Kalau pelecehan itu terjadi sebelum pembunuhan, katakanlah tanggal 5 atau 6 Agustus. Tanggal 7 Mbak Putri masih kirim WA lho ke adiknya Brigadir J. Dengan foto Brigadir J sedang menyetrika baju seragam anak Putri Candrawathi. Masa sih seorang yang telah dilecehkan mau memuji-muji orang yang melakukan kejahatan pada dirinya?” tanya Eko.
Menurutnya pula, dorongan publik yang terus menerus itulah yang membuat akhirnya terbongkar satu persatu segala rahasia dalam kasus Ferdy Sambo ini.
“Agak aneh kalau lembaga sekelas Komnas HAM dan Komnas Perempuan karena mereka tidak dibayar sebagai pembela seseorang. Mereka dibayar untuk membela kebenaran dan memverifikasi sebuah cerita,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty