Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TNI Bergejolak? Jokowi Harus Damaikan Andika Perkasa dan Dudung Abdurachman Sebelum Terlambat

TNI Bergejolak? Jokowi Harus Damaikan Andika Perkasa dan Dudung Abdurachman Sebelum Terlambat Presiden Joko Widodo melambaikan tangan ke arah penonton saat menghadiri penutupan ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (6/8/2022). | Kredit Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Center for Intermestic and Diplomatic Engagement menilai Presiden Joko Widodo harus mengambil langkah tegas terkait kabar konflik Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

"Penting bagi Jokowi untuk menengahi serta memastikan Andika dan Dudung dapat saling bekerja sama," ucap Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas   melalui keterangan persnya, Selasa (6/9).

Baca Juga: Kalau Mau, Jokowi Bisa Sapu Bersih Ferdy Sambo Cs, ''Dia Tahu Kebobrokan Petinggi Polri''

Dosen Universitas Paramadina itu menyebut kabar keretakan Andika dan Dudung perlu diklarifikasi Jokowi.

Narasi keretakan dua eks Pangkostrad itu muncul saat momen rapat kerja Komisi I di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

"Pembiaran atas kabar disharmoni ini justru akan mengganggu penuntasan rencana dan target pemerintah terkait sektor pertahanan," ungkap Anton.

Peraih doktoral bidang pertahanan dari Cranfield University, Inggris itu kemudian menyebut disharmoni antara elite di tubuh militer bukanlah hal baru apabila menilik sejarah

Sejak kepemimpinan Presiden Sukarno, friksi politik antarjenderal telah banyak mengemuka.

Baca Juga: Andika Perkasa Tepis Isu Keretakan Hubungan dengan KSAD Dudung, Ada Apa Sebenarnya?

Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di dalam satu matra melainkan juga antarangkatan bersenjata.

"Pada saat pelaksanaan operasi militer sekalipun, friksi antarjenderal pernah terjadi sehingga mengganggu jalannya misi, seperti yang terjadi dalam pelaksanaan Operasi Dwikora pada 1963-1967," ujar Anton.

Baca Juga: ''Baik Dibilang Salah, Salah Jadi Benar'', Beda Treatment Antara Jokowi dan Anies Baswedan

Dia mengatakan publik sebenarnya berharap para pimpinan TNI tidak mempertontonkan sikap kurang mampu bekerja sama satu sama lain karena hanya memunculkan kegaduhan tidak perlu.

Baca Juga: Bukan Kadrun, Dedengkot PDIP Sendiri Jujur Bilang Jokowi Bawa Indonesia Mundur!

"Mempertahankan sikap yang mengedepankan ego politik hanyalah akan menggerus tingkat kepercayaan publik pada TNI dan pada akhirnya yang merugi dan dikorbankan itu citra institusi TNI," ujar Anton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: