Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meningkatnya Kasus Kekerasan Perempuan & Anak, Ketua Komisi VIII DPR Ungkap 3 Akar Masalahnya!

Meningkatnya Kasus Kekerasan Perempuan & Anak, Ketua Komisi VIII DPR Ungkap 3 Akar Masalahnya! Kredit Foto: Unsplash/Xavier Mouton Photographie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi, menaruh perhatian serius terkait meningkatnya kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Indonesia saat ini. Hal ini disampaikannya saat sambutannya dalam Rakornas Kementerian PPPA, Selasa (13/9/2022).

Namun Ashabul mengapresiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak cukup aktif dalam menyosialisasikan perannya sehingga semakin banyak pengaduan yang masuk. 

Baca Juga: Menteri PPPA Bantah Kasus Kekerasan pada Perempuan dan Anak di Indonesia Meningkat

"Bisa jadi data kekerasan-kekerasan di tahun sebelumnya jauh lebih tinggi namun tidak terlapor karena masyarakat tidak tahu cara mengadu ke mana. Oleh karena itu, data ini juga dapat dilihat sebagai fenomena gunung es yang tampak di permukaan hanya sebagian kecil saja dari persoalan sesungguhnya yang kita hadapi," ungkap Ketua Komis VIII DPR RI, Selasa (13/9/2022).

Sebelumnya, menurut Ashabul masyarakat menganggap masalah yang dialaminya sebagai aib. Ia menyatakan bahwa ada 3 akar masalah yang membuat meningkatnya kekerasan pada perempuan dan anak.

Baca Juga: Kasus Kekerasan di Ponpes Gontor Jadi Perhatian Menteri PPPA hingga Kementerian Agama

Pertama, persoalan ekonomi. Kedua, persoalan budaya, dan yang terakhir pendidikan.

"Kami lihat bahwa persoalan kemiskinan seolah-olah berkolerasi dengan kehilangan adab. Jadi kemiskinan ini berkorelasi dengan kehilangan adab, maaf banyak istri banyak perempuan yang harus rela bertahan dengan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga karena ketergantungan ekonomi kepada suami. Ini saya kira bukan rahasia lagi," jelasnya.

Ashabul mengatakan ketika perempuan secara ekonomi maka tingkat kekerasan jauh lebih rendah. 

"Demikian pula di tingkat pendidikan, relatif masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Maka tingkat kekerasan yang akan lebih rendah. Kita bisa lihat di masyarakat yang relatif pendidikannya lebih tinggi cenderung menyelesaian persoalan dengan cara yang lebih bermartabat atau melalui dan menuntut lewat jalur hukum apabila terjadi konflik di rumah tangga," ungkap Ketua Komisi VIII DPR RI.

Baca Juga: Geger ASN Tewas dalam Mobil di Area Parkir DPRD Riau, KemenPPPA Langsung Berikan Pernyataan Tegas

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga membantah adanya peningkatan kekerasan perempuan dan anak saat ini meningkat. Bintang menyatakan bahwa yang meningkat adalah kasus yang terungkap di publik. Ia mengatakan kasus kekerasan pada perempuan dan anak seperti fenomena gunung es. 

"Kenapa tiada hari tanpa pemberitaan kekerasan ini (perempuan dan anak) tidak terlepas karena pengaruh media sosial yang pertama. Kemudian tidak terlepas bahwa kekerasan seksual ataupun kekerasan dalam rumah tangga itu bukan lagi aib karena dulu menganggap aib inilah sekarang yang kita ketahui bahwa masyarakat berani melapor kekerasan yang terjadi. Sehingga menjadi penting kita bicara masalah Kekerasan ini yang meningkat itu kasus yang terungkap," Kata Bintang saat membuka Rakornas Kementerian PPPA 2022, Selasa (13/9/2022). 

Baca Juga: Geger ASN Tewas dalam Mobil di Area Parkir DPRD Riau, KemenPPPA Langsung Berikan Pernyataan Tegas

Dengan banyak kasus yang terungkap, lanjut Bintang, menyebut masyarakat sudah berani berbicara dan mengaanggap masalah tersebut bukanlah aib. 

"Artinya masyarakat mempunyai harapan ketika mereka melaporkan bahwa kasus akan tertangani dengan baik mudah-mudahan Sinergi kolaborasi kita dan jajaran Kementerian dengan lintas kementerian dan lembaga terkait ini dapat kita bangun semaksimal mungkin sehingga kita bisa menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi secara cepat dan tentunya harus tuntas," jelas Bintang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: