Survei yang dilakukan Rumah.com menunjukkan sekitar 80% responden meyakini akan terjadi kenaikan harga rumah pada tahun depan sebagai imbas dari inflasi.
Terlebih, Pemerintah Indonesia baru-baru ini menaikkan harga BBM. Menurut Kementerian Keuangan, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sebanyak 1,9% ke inflasi tahun ini, sehingga diperkirakan inflasi di akhir 2022 akan berada di kisaran 6,6–6,8%, meningkat dari target inflasi 2022 pemerintah sebelumnya sebesar 4–4,8%.
"Jika terjadi kenaikan tingkat inflasi, 38% responden menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah," kata Marine Novita, Country Manager Rumah.com, dalam keterangannya, Selasa (13/9/2022).
Baca Juga: Meski Indeks Konsumen terhadap Properti Positif, Namun Persepsi terhadap Pemerintah Justru Turun
Di sisi lain, 42% responden menyatakan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat inflasi.
Hasil survei juga memperlihatkan bahwa jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga, 2 dari 5 responden atau 40 persen menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Meski demikian, proporsi responden yang setara menunjukkan kemungkinan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat suku bunga.
Marine menambahkan bahwa adanya berbagai kebijakan dan stimulus pemerintah untuk mendorong kepemilikan rumah di Indonesia ternyata masih kurang dirasakan manfaatnya oleh para konsumen. Hal ini sebagaimana hasil survei yang menunjukkan hanya 1 dari 6 responden atau 17 persen yang menyatakan telah mendapatkan manfaat dari skema subsidi perumahan dari pemerintah.
Kemudian, 47% responden menyatakan belum pernah merasakan manfaat dari skema subsidi pemerintah dan tidak mengajukan permohonan untuk mendapatkan skema subsidi. Lalu, 14% responden menyatakan tidak mengetahui sama sekali tentang adanya skema subsidi dari pemerintah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti