Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadilah Penutur Baik di Dunia Nyata dan Digital

Jadilah Penutur Baik di Dunia Nyata dan Digital Dalam rangka mendorong pasar luar negeri, raksasa media sosial China Weibo sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan produk baru dalam bahasa yang berbeda. | Kredit Foto: Brent Lewin—Bloomberg/Getty Images
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perilaku di dunia nyata dan dunia digital tidaklah berbeda. Setiap individu harus bertutur kata baik sehingga menciptakan lingkungan harmonis.

“Ingat berinteraksi di dunia maya dan nyata sama persis. Kita berbicara dengan orang berbeda perasaan, cara pandang, agama, keyakinan, dan banyak perbedaan,” kata Korwil Mafindo, Astin Mey saat webinar Makin Cakap Digital untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, pada Selasa (13/9/2022).

Baca Juga: Eko Kuntadhi Loyalis Ganjar Pranowo Hina Ustazah Pesantren, Refly Harun Nggak Bisa Berkata-kata: Saya pun Beberapa Kali Kena!

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Setiap individu, lanjut dia, harus mempertimbangkan kata-kata yang dipilih ketika berinteraksi di media sosial. Pikirkan apakah kata-kata tersebut menyinggung. Jangan sampai ketika berkata dengan maksud baik, ternyata seseorang merasa tersinggung karena keyakinan berbeda.

Kemudian, individu harus berinteraksi di dunia digital dalam keadaan sadar. Sekarang ini banyak orang langsung mengakses media sosial setelah bangun tidur. Imbasnya, netizen mudah tersinggung karena belum sadar penuh.

“Ketiga, jangan baper di dunia maya atau media sosial. Kalau kita emosian, kita gampang tersinggung, sehingga melakukan sesuatu tanpa kontrol. Padahal semua yang di dunia maya ada jejak digitalnya,” kata Astin.

Baca Juga: Soal Eko Kuntadhi yang Hina Ning Imaz Saat Ceramah, Pakar Kebijakan Sebut Ini Ujian Bagi Polisi

Sekarang banyak perusahaan melihat jejak digital untuk perekrutan karyawan. Sehingga setiap individu harus mengontrol kata-kata ketika bermedia sosial.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Kejamnya Jejak Digital... Eko Kuntadhi Ternyata Juga Pernah Hina UAS, UAH, AA Gym Hingga Buya Yahya

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Korwil Mafindo, Astin Mey. Kemudian IT Freelance, Hanif Afrizal, serta mengundang Relawan Mafindo Surabaya Raya, Diana Aziz.

Baca Juga: Eko Kuntadhi Hina Ustazah Pesantren, Ketua MUI: Dia Berkontribusi dalam Jeleknya Indonesia Soal Keadaban Bermedia Sosial

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: