Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliarder Ini Sebut Gelar dari Harvard Tak Membuatnya Jadi Pengusaha, Tapi...

Miliarder Ini Sebut Gelar dari Harvard Tak Membuatnya Jadi Pengusaha, Tapi... Kredit Foto: Twitter/Mazuma Today
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lulus dari Harvard dan memiliki pengalaman keren sebagai konsultan bergaji besar, tak mengesampingkan passion yang telah lama membuncah di dalam diri Jim Koch. Pada tahun 1984, Koch tetap mendirikan tempat pembuatan bir Sam Adams dari dapur keluarganya.

Hari ini, Koch menjadi pebisnis hebat dan miliuner, tetapi latar belakang bisnisnya yang kuat tidak berasal dari universitas bergengsi yang ia tempuh. Ia bahkan tak mempelajari cara membayar karyawan.

"Ternyata, ada banyak hal yang bahkan tidak terlihat oleh orang yang cukup cerdas," kata Koch kepada CNBC Make It yang dikutip di Jakarta, Jumat (16/8/22). “Pengalaman terkadang bisa jauh lebih penting daripada kecerdasan.”

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Scott Farquhar, Fresh Graduate yang Iseng Bikin Bisnis, Eh Jadi Miliarder

Koch menempuh pendidikan Sarjana di Harvard. Ia memegang gelar hukum dan master administrasi bisnis (MBA). Namun sejak awal, dia masih bingung dengan satu aspek menjalankan bisnis yang terdengar cukup sederhana: memikirkan cara membayar karyawannya.

Ketika dia meluncurkan Sam Adams dengan karyawan dan salah satu pendiri pertamanya, Rhonda Kallman, Koch mengatakan dia terlalu sibuk untuk mencari cara mengatasi kerumitan pemotongan gaji untuk pajak dan tujuan lainnya. Dia bilang dia hanya memotong cek Kallman untuk gaji kotornya dan berharap tidak akan bertentangan dengan Internal Revenue Service.

Pada akhirnya, seorang manajer bar memberinya petunjuk tentang keberadaan layanan penggajian yang dapat menangani aspek bisnis itu untuknya.

Selama beberapa dekade berikutnya, Sam Adams tumbuh menjadi Boston Beer Company, yang mempekerjakan lebih dari 2.500 orang dan memiliki pendapatan tahunan lebih dari USD2 miliar (Rp29,9 triliun). Koch yang hari ini menjadi ketua perusahaan, akhirnya terbiasa menjalankan bisnis, mulai dari memastikan karyawan dibayar dengan benar dan belajar cara menjual bir ke distributor hingga menemukan tempat pembuatan bir di luar dapur keluarganya.

Pada tahun 2008, perusahaan meluncurkan program Brewing the American Dream untuk memberi pemilik usaha kecil di bidang makanan dan minuman akses ke pinjaman dan bimbingan untuk membantu mengembangkan bisnis mereka. Koch mengatakan inisiatif ini lahir dari perjuangan awalnya dalam menjalankan bisnis.

Dua hal yang dia katakan bisa dia gunakan saat itu: “Satu, akses ke modal pinjaman. Dan, dua, mungkin lebih penting, akses ke nasihat bisnis.”

Sejak 2008, Boston Beer Company telah memberikan pinjaman lebih dari USD79 juta (Rp1,1 triliun) kepada lebih dari 3.600 usaha kecil di seluruh negeri. Sam Adams juga meluncurkan "pengalaman" bir kerajinan pada tahun 2012, di mana satu pembuat bir kerajinan skala kecil per tahun mendapat uang dan bimbingan dari eksekutif merek.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: