Brutal! 13 Orang Tewas dari Sekolah dan Desa Diserang Helikopter Junta Myanmar
Seorang sukarelawan di Tabayin yang membantu orang-orang terlantar yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, jasad anak-anak yang meninggal dikremasi oleh tentara di kota kecil Ye U di dekatnya.
“Saya sekarang memberi tahu komunitas internasional tentang ini karena saya ingin ada kompensasi untuk anak-anak kita. Ketimbang bantuan kemanusiaan, yang benar-benar kita butuhkan adalah demokrasi sejati dan hak asasi manusia," kata Mar Mar.
Baca Juga: Pentolan Junta Myanmar Mulai Berani Mengecam ASEAN, Terkuak Alasannya
Portal berita online Myanmar Now dan media independen Myanmar lainnya juga melaporkan serangan itu dan kematian para siswa.
Sehari setelah serangan itu, surat kabar milik pemerintah Myanma Alinn melaporkan, pasukan keamanan segera turun untuk melakukan pemeriksaan di desa setelah menerima informasi bahwa anggota Tentara Pertahanan Rakyat bersembunyi di sana.
Laporan Myanma Alinn mengatakan, anggota Tentara Pertahanan Rakyat dan sekutu mereka dari Tentara Kemerdekaan Kachin, yaitu sebuah kelompok pemberontak etnis, bersembunyi di dalam rumah dan biara.
Tentara mulai menembaki mereka sehingga menyebabkan kematian dan cedera di antara penduduk desa. Junta mengatakan, para korban luka dibawa ke rumah sakit. Tetapi Mynama Alinn tidak menyebutkan situasi para siswa.
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik yang berbasis di Thailand, yang memantau hak asasi manusia di Myanmar, setidaknya 2.298 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak tentara merebut kekuasaan tahun lalu.
Komite Hak Anak PBB pada Juni telah mendokumentasikan 260 serangan terhadap sekolah dan tenaga pendidikan sejak kudeta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: