Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

The Fed Naikkan Suku Bunga Acuannya, Sri Mulyani: Predictable Ya!

The Fed Naikkan Suku Bunga Acuannya, Sri Mulyani: Predictable Ya! Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (the Fed) senilai 75 basis poin (bps) ke kisaran 3,00% sampai 3,25% merupakan sebuah langkah yang sudah diprediksikan. Kenaikan suku bunga the Fed dilakukan untuk meredam lonjakan inflasi.

"Artinya, itu (langkah the Fed) predictable ya, tingginya level inflasi itu masih dianggap sebagai sebuah ancaman bagi the Fed, dan mereka sudah mengatakan bahwa prioritas utama dari the Fed adalah mengendalikan inflasi," kata Sri Mulyani saat ditemui awak media usai rapat kerja bersama Komisi XI DPR-RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Relatif Baik, Ini Alasannya!

Bendahara negara tersebut mengatakan bahwa pihaknya, dalam hal ini Pemerintah, akan terus mengantisipasi langkah the Fed tersebut. Kenaikan suku bunga acuan the Fed berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi AS, dan dampaknya akan terasa pada seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Mungkin itu akan memengaruhi proyeksi ekonomi dunia karena dia ekonomi terbesar. Juga bisa memengaruhi harga-harga komoditas, itu yang harus kita antisipasi terus," lanjutnya.

Adapun dampak yang akan lebih cepat terasa ialah di pasar keuangan. Sri Mulyani mengatakan, gejolak yang timbul akan mendorong aliran modal keluar alias outflow dari negara berkembang sehingga banyak negara harus memperkuat fundamental perekonomiannya masing-masing.

"Walaupun sudah disampaikan berkali-kali, proyeksi terhadap the Fed yang diperkirakan suku bunganya bisa mencapai di atas 4% tahun depan sudah dimasukkan di dalam perkiraan dinamika dari capital flow," ujarnya.

Sejalan dengan itu, Sri Mulyani menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia akan mampu menghadapi dampak dari kenaikan suku bunga the Fed dengan neraca dagang yang masih surplus dan cadangan devisa yang stabil.

"Kita tetap harus waspada terhadap kemungkinan gejolak dari capital flow itu karena kenaikan suku bunga yang sangat hawkish," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: