Anies memang kerap menjadi bahan perbincangan di media sosial. Namanya sering menjadi trending topic di Twitter. Para musuh Anies, seperti dari kader-kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), seakan tidak henti-hentinya menyerang Anies. Mulai soal banjir, macet, Formula E, pembangunan JIS, sampai hal-hal yang berkaitan dengan tudingan politik identitas. Sebagian memelesetkan jabatan gubernur menjadi "gabener".
Namun, setiap ada serangan, pendukung Anies di Twitter juga bermunculan membela. Mereka nangkis segala serangan dan menampilkan beragam prestasi Anies. Mereka mengubah kata gubernur menjadi "goodbener".
Muhammad Taufik, salah satu pendukung Anies, setuju dengan pandangan JK. Mantan Ketua DPD Partai Gerindra DKI ini yakin, elektabilitas Anies akan tetap melonjak meski terus-terusan dihujani kritik oleh lawan-lawan politiknya.
"Warga sangat merasakan kepemimpinan Anies. Tingginya elektabilitas Anies murni kerja kerasnya. Ditambah lagi yang terjadi sekarang, Anies semakin dipukul, semakin mentereng," ucap mantan Wakil Ketua DPRD DKI ini, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Mengapa demikian? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, psikologis masyarakat Indonesia cenderung memihak kepada sosok yang teraniaya atau direndahkan.
Dia lalu mencontohkan konflik PKB di masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Konflik yang menyeret Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) itu akhirnya melambungkan nama keduanya.
"Biasanya disebut manajemen konflik. Hal-hal yang kontra bisa melambungkan nama seseorang. Di kita itu kan memang kebalikan, yang viral jadi terkenal. Jadi, yang dikatakan JK ada benarnya," ucap Ujang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami