Warga di Daerah Terpencil, Tertinggal, dan Terdepan Antusias Terima Uang BLT BBM
Tim yang dibentuk terdiri dari 20 petugas Pos untuk melayani 10-12 pulau di tiga wilayah kecamatan. Petugas menggunakan moda transportasi air untuk menyalurkan bantuan. Adapun mekanisme penyaluran di wilayah terdepan mempunyai strategi khusus karena kerap terkendala sinyal.
"Kami mitigasi dengan mode offline tanpa mengurangi keabsahan validasi penerima bantuan," kata Elan. Elan berharap kerja sama dan koordinasi yang sudah terjalin baik dengan Pemkot Batam, Dinas Sosial, kecamatan, kelurahan setempat, dan aparatur keamanan TNI/Polri dapat terus terjalin. "Sehingga memudahkan kami dalam menyalurkan bantuan kepada penerima," ucapnya.
Para penerima bantuan tentu saja bahagia dan bersyukur menerima BLT BBM dan bansos sembako senilai total Rp500 ribu.
Salah satunya, Rusmiana, warga Pulau Kasu, Kota Batam. "Alhamdulillah mendapatkan bantuan tidak susah.
Uang bantuan ini akan dipakai untuk kebutuhan rumah, dan anak sekolah. Kami sangat terbantu dengan bantuan ini. Kalau penyaluran yang dulu, kami harus pergi ke kecamatan, transportasi pulang pergi Rp80 ribu, belum makan di sana. Uangnya jadi berkurang. Kalau sekarang petugas Pos datang ke pulau. Kita tinggal datang, dan antre. Alhamdulillah uangnya diterima utuh Rp500 ribu," kata Rusmiana tersenyum gembira.
Ia berharap harga sembako dan kebutuhan pokok lainnya tidak mahal dan bantuan lebih merata diberikan kepada masyarakat.
KPM lainnya, Mazlan, warga Pulau Pelampong, Kota Batam, menuturkan akan menggunakan uang BLT BBM untuk membeli sembako, dan untuk biaya transportasi saat membeli sembako.
Mazlan sempat mencurahkan isi hatinya kepada pemerintah. Ia bilang, "Kalau bisa untuk Pulau Pelampong diberi pengecualian, harga BBM jangan 10 ribu per liter. Seperti kemarin Rp7 ribuan kami masih bisa bertahan. Sekarang kami tidak bisa melaut jauh karena terkendala BBM."
Walau begitu, Mazlan tetap berterima kasih atas perhatian yang diberikan pemerintah melalui penyaluran BLT BBM dan bansos sembako.
"Terima kasih kepada pemerintah telah memberikan bantuan BLT BBM. Mudah-mudahan ini membantu meringankan beban kami," tuturnya.
Latipah, KPM dari Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, juga tak kalah bahagia menerima BLT BBM. Perempuan paruh baya ini sehari-hari mengajar les untuk anak kelas 1-5 SD. Tak banyak anak yang menjadi muridnya, hanya sekitar lima orang.
"Saya kegiatan sehari-hari mengajar les untuk anak-anak kelas 1-5 SD, menerima bayaran total Rp400 ribu per bulan. Saya hidup seorang diri karena suami sudah meninggal," kata Latipah.
Diakuinya perekonomian terasa semakin sulit, terutama pada masa pandemi. Terlebih fisiknya tidak normal, karena Latipah sejak 20 tahun lalu tidak bisa berjalan. Keharuan Latipah bertambah ketika ia menerima bantuan dari pemerintah. Baginya uang ini dapat meringankan kebutuhan hidupnya sehari-hari.
"Saya sangat bersyukur menerima bantuan. Uang ini akan dipakai untuk membayar listrik dan makan sehari-hari. Saya berharap pemerintah terus memperhatikan rakyat kecil seperti saya," katanya sembari menangis.
"Dengan adanya bantuan ini, saya berterima kasih kepada Pak Jokowi, Ibu Mensos, dan Pos Indonesia. Saya berharap akan terus menerima bantuan seperti ini setiap bulan," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq