Dibongkar Satelit, Antrean Rakyat yang Mau Kabur dari Rusia Mengular 10 Km Jauhnya, Putin Bungkam?
Rekannya di Latvia, juga anggota Uni Eropa yang berbatasan dengan Rusia, mengatakan eksodus menimbulkan "risiko keamanan yang cukup besar" bagi blok 27 negara dan bahwa mereka yang melarikan diri sekarang tidak dapat dianggap sebagai penentang hati nurani karena mereka tidak bertindak ketika Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
Satu orang yang berhasil melarikan diri ke Finlandia, mengatakan kepada Sky News bahwa mereka yang tetap tinggal dan memprotes menghadapi pembunuhan.
Baca Juga: Mobilisasi Militer Putin Gak Berhenti Meski Amerika Anggarkan Rp6,9 Triliun buat Ukraina
"Saya punya beberapa teman dan kenalan yang berada di gelombang yang sama dengan saya dan saat ini mereka berada di Azerbaijan dan Armenia dan Belarusia dan beberapa dari mereka juga di Uni Eropa," kata Aleksander, bukan nama sebenarnya.
"Mereka semua mengerti bahwa tidak mungkin membuat perbedaan saat Anda berada di Rusia, untuk membuat kebaikan, karena segera bahkan tidak mungkin untuk membicarakan apa yang terjadi bahkan di dapur Anda sendiri," imbuhnya.
“Semua protes yang diadakan di Rusia, mereka bubar. Rusia adalah negara polisi yang diperintah oleh tiran, dan mereka akan memiliki cukup banyak petugas polisi, angkatan bersenjata khusus, untuk membubarkan semua warga," ujar dia.
“Jika banyak orang turun ke jalan, mereka dapat dengan mudah menggunakan senjata. Mereka sudah mencoba metode itu di Belarus dan kami tahu bagaimana akhirnya."
"Rezim tidak akan jatuh. Rezim kuat. Mereka akan memiliki sumber daya yang cukup untuk membunuh warganya sendiri. Saya tidak ingin menjadi saksi atau peserta dari peristiwa ini," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: