Kritik dari Demokrat adalah Bentuk Marketing Politik, Eko Kuntadhi: Biar Elektabilitasnya Naik
“Dan Lumayan loh elektabilitasnya, kalaupun masih dibawah Pak Prabowo dan jauh di bawah Pak Ganjar Pranowo. Tapi positioning politik sebagai oposisi sebagai orang yang katakanlah bertentangan di masyarakat publik menangkap ini saling bertentangan itu mendapatkan berkah electoral buat Anis,” jelasnya.
Baca Juga: PDIP Tak Restui Presiden Jokowi Maju Lagi di Pilpres 2024: Itu Konyol dan Otoriter!
“Apakah akan begitu seterusnya? Kita nggak tahu, tetapi setidaknya berkah electoral itu didapatkan dari posisinya sebagai oposisi. Artinya kritisisme Anis terhadap Pak Jokowi terhadap program-program pemerintah pusat itu semata-mata bagian dari trik politik,” tambah dia.
Cara ini adalah memang menyasar bagian untuk menjaring suara dari masyarakat yang selama ini boleh dikatakan tidak suka atau tidak cocok dengan pemerintahan saat ini.
Eko juga mengingatkan bahwa dalam demokrasi pasti ada polarisasi. Ada partai penguasa, ada partai oposan dan ujung-ujungnya dua kekuatan ini pasti akan merembes mencari dukungan masing-masing dan ujung-ujungnya terjadi polarisasi.
“Polarisasi itu biasa-biasa saja dalam demokrasi jadi nggak usah terlalu mengkhawatirkan ini ada polarisasi. Yang tidak biasa ketika polarisasi politik ditunggangi oleh isu-isu agama ini yang disebut dengan politik identitas,” tutup dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: