Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wapres Ma'ruf Amin: Dialog Sosial Efektif dalam Perumusan Kebijakan Ketenagakerjaan

Wapres Ma'ruf Amin: Dialog Sosial Efektif dalam Perumusan Kebijakan Ketenagakerjaan Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengatakan, studi yang dilakukan International Labour Organisation (ILO) pada tahun 2021 di 133 negara menunjukkan bahwa serikat buruh berkolaborasi dengan pemerintah dan pengusaha melalui dialog sosial untuk merumuskan kebijakan. Pasalnya, dialog sosial menjadi mekanisme yang paling efektif dalam menyampaikan masukan-masukan untuk merumuskan kebijakan dalam merespons tantangan di bidang ketenagakerjaan

"Baik di tingkat nasional maupun internasional, dalam memperkuat kapasitas pekerja saat krisis menerpa, maupun dalam menyusun strategi jangka panjang untuk mengatasi dampak krisis,” kata Wapres dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Tekankan Pentingnya Sinergi antara Pemerintah, Pengusaha dan Buruh

Selama pandemi Covid-19, dunia kerja global memperlihatkan kerentanan akan disrupsi yang terjadi di bidang sosial-ekonomi, khususnya bagi pekerja migran, pekerja perempuan, pekerja informal dan pekerja dengan disabilitas. Oleh sebab itu, pemerintah, pengusaha dan buruh mesti membarui komitmen bersama untuk memantapkan kesiapan pekerja dalam mengatasi dampak krisis dan menghadapi dunia kerja di masa depan.

“Apalagi saat ini, kita memiliki visi besar untuk mewujudkan Indonesia Maju. Tenaga kerja yang produktif, memiliki kapasitas dan kapabilitas, serta tahan dan adaptif dalam situasi yang terus berubah, tentunya sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi tersebut,”

“Dialog sosial untuk mencari solusi bersama atas beragam masalah ketenagakerjaan menjadi salah satu pilar dari panduan ILO dalam menghadapi dampak krisis pandemi Covid-19,” imbuhnya.

Untuk itu, pada momentum HUT K-Sarbumusi ini, Wapres berpesan agar K-Sarbumusi terus memperhatikan visi, agenda, dan tren global di bidang ketenagakerjaan tersebut. Di samping juga terus memegang teguh nilai-nilai dan paham Nahdliyin dalam merespons berbagai persoalan.

Baca Juga: Kunjungi Zona Demiliterisasi, Wapres Amerika Sentil Uji Coba Nuklir Korea Utara

“Nahdlatul Ulama menganut paham ahlussunah wal jama’ah yang memiliki pola pikir mengambil jalan tengah antara aqli dan naqli. Inilah identitas Nahdliyin. Kerangka berpikir Nahdliyin disebut fikrah nahdliyah yang dilandaskan pada khittah nahdliyah dalam menentukan arah perjuangan untuk mewujudkan ishlah-al-ummah atau perbaikan umat,” paparnya.

Dialog sosial yang dimandatkan ILO, kata Wapres, sesungguhnya selaras dengan cara berpikir NU tersebut. Sebab menurutnya dialog sosial akan menunjang kohesi sosial yang akan berkontribusi pada berfungsinya perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pekerja.

“Ini juga yang diinginkan NU, kebaikan dan perbaikan bagi umat, bangsa, dan negara,” tegasnya.

Baca Juga: Jokowi Banjir Dukungan Maju Jadi Cawapres 2024, Masinton Pasaribu: Jangan Mau! Kalau dari Presiden Jadi Wapres, Dagelan

Terakhir, pada kesempatan ini Wapres juga menyampaikan apresiasi atas segala kiprah K-Sarbumusi sebagai badan otonom NU sejak 1955 yang kini telah menjadi salah satu dari lima organisasi pekerja terbesar di Indonesia dengan jumlah keanggotaan mencapai ratusan ribu orang.

“Hal itu menjadi modalitas yang sangat penting bagi K-Sarbumusi untuk menjadi mesin penggerak transformasi pekerja yang kita harapkan bersama,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyampaikan bahwa tantangan global yang dihadapi para pekerja dapat diatasi melalui kerja sama pemerintah dan pihak yang berkepentingan agar dapat melalukan kolaborasi dalam mencari solusi.

Baca Juga: Soal Isu Maju sebagai Cawapres Dampingi Prabowo Subianto, Projo: Jokowi Nggak Akan Ambil
 
"Saya kira tantangan dan dinamika itu sungguh sangat luar biasa. Dan kita bisa mengatasi seluruh tantangan ini dengan kolaborasi, kerja sinergitas antara pemerintah, pengusaha, dan kelompok serikat pekerja ini," tutur Ida.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: