Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyedia Layanan Keuangan Digital Digadang Jadi Solusi Atasi Kesenjangan Masyarakat Underbanked

Penyedia Layanan Keuangan Digital Digadang Jadi Solusi Atasi Kesenjangan Masyarakat Underbanked Kredit Foto: Tri Nurdianti
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi pandemi yang telah memaksa hampir seluruh aktivitas harus dijalankan secara daring kini telah memengaruhi banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Dengan adopsi digital yang semakin pesat, keberadaan layanan digital pun menjadi populer sebagai solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan.

Di dalam sektor layanan keuangan, permasalahan yang masih ada yaitu terkait dengan adanya kelompok masyarakat yang underbanked atau masyarakat yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh lembaga keuangan tradisional. Di Asia Tenggara sendiri, masih ada sebanyak 60-70% masyarakat yang underbanked. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, layanan keuangan digital pun menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi kesenjangan ini.

Dalam sebuah acara seminar yang diselenggarakan oleh CSIS bersama TFGI dengan dukungan IFSoc bertajuk From Digital to Financial Inclusion: The Way Forward for Indonesia pada Selasa (4/10/2022), Excecutive Director Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri mengatakan bahwa salah satu penerapan penting teknologi digital dalam aktivitas finansial yaitu memberikan layanan keuangan digital dalam kehidupan sehari-hari atau yang biasa disebut sebagai financial-technology (fintech).

Baca Juga: Waspada! Masih Banyak Fintech Abal-abal Berkedok Koperasi Simpan Pinjam

"Fintech ini memberikan berbagai macam kenyamanan terkait dengan berbagai aktivitas keuangan. Tidak hanya itu, layanan keuangan digital juga membuka akses kepada masyarakat underbanked. Sebuah studi dari CSIS juga mencatat bahwa fintech ini menghadirkan berbagai macam manfaat kepada pertumbuhan ekonomi, yang tentunya juga terjadi di Indonesia," tutur Yose dalam sambutannya.

Selaras dengan ini, Rico Usthavia Frans selaku Steering Committee of Indonesia Fintech Society (IFSoc) mengatakan bahwa fintech di Indonesia kini telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam sepuluh tahun terakhir ini. Yang ditunjukkan dengan sebuah data per September penerapan QRIS di Indonesia telah mencapai 21 juta dengan 90%-nya berasal dari UMKM. Tidak hanya itu, fintech lending juga telah mencapai angka yang luar biasa.

Lebih lanjut, Rico menambahkan, "fintech juga telah membuat masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan akses masuk atau menjangkau ke dalam capital market."

Merujuk pada topik seminar yang terkait dengan inklusi keuangan di Indonesia, turut hadir dalam acara Ming Tan selaku Founding Executive Director dari Tech For Good Institute (TFGI) menyampaikan bahwa teknologi digital telah mentransformasikan cara penyampaian layanan keuangan. Menurutnya, hadirnya teknologi saja tidaklah cukup, perlu dilakukan adopsi oleh masyarakat dan konsumen supaya impact positif dari transformasi ini dapat dirasakan oleh masyarakat.

"Inklusi keuangan merupakan tujuan pembangunan yang menurut saya bisa dan harus dijadikan agenda utama bagi para stakeholders di dalam ekosistem teknologi. Dalam hal ini, maka diperlukan sebuah layanan keuangan digital, yang tidak hanya mendukung dalam mewujudkan inklusi keuangan, tapi juga dapat menjadi fondasi dari stabilitas dalam mobiltas ekonomi masyarakat yang mana bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi," jelas Ming Tan.

Untuk melihat lebih jauh bagaimana layanan keuangan digital begitu menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ke depannya, dalam hal ini Ming Tan menekankan bahwa kita memerlukan suatu confident digital societies. Sehingga manfaat dari layanan keuangan digital dan inklusi keuangan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: