Darah Aremania Mendidih Dengar Pernyataan Ade Armando yang Sebut Pangkal Masalah Tragedi Kanjuruhan adalah Suporter
Usai viral, Ade pun membuat video klarifikasi yang mengatakan ia tidak pernah menyalahkan keseluruhan suporter Arema sebagai penyebab tragedi pada malam itu.
“Ada 42.000 suporter Arema hanya sekitar 3000 yang katanya menyerbu ke lapangan,buat saya pangkal masalah ada pada 3000 orang yang melanggar hukum dengan masuk ke dalam lapangan,” kata dia melalui Cokro TV.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Sampaikan Berita Duka: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah 6 Orang
“Itu artinya hanya sebagian sangat kecil. Saya merasa gara-gara kelakuan sebagian kecil suporter tersebutlah ada 125 orang Aremania yang tewas,” tambahnya.
Polisi dalam hal ini menurut Ade hanya berusaha menjalankan kewajibannya. Ingat di lapangan masih ada para pemain dan official Arema para pemain Persebaya juga sudah mulai diserang, kata dia.
“Polisi harus menertibkan keadaan karena itu kewajiban mereka adalah mengusir para suporter itu kembali ke tempat duduk mereka,” jelasnya.
Baca Juga: Kecurigaan Tragedi Kanjuruhan Terjadi demi Sambo, Benarkah?
“Menurut saya, bisa dipahami kalau polisi kali ini akhirnya menggunakan gas air mata. Penggunaan gas air mata adalah sebuah prosedur yang wajar dilakukan polisi. Tapi itu tidak dilakukan sembarangan,” tambahnya.
Ia mengakui gas air mata itu akhirnya membuat panik banyak suporter yang sebenarnya tidak terlibat dalam penyerbuan ke lapangan. Tapi dia tidak melihat itu dilakukan oleh Polisi sebagai cara represif mereka apalagi melanggar HAM.
Baca Juga: Hormati Korban Tragedi Kanjuruhan, Fans Bayern Munchen Bentangkan Spanduk Tulisannya Bikin Sedih
“Dalam pandangan saya, kalau kita semua sadar bahwa sebenarnya pangkal masalah ada pada perilaku sebagian suporter yang beringas jawabannya adalah mendidik suporter sepak bola Indonesia,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty