Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Darah Aremania Mendidih Dengar Pernyataan Ade Armando yang Sebut Pangkal Masalah Tragedi Kanjuruhan adalah Suporter

Darah Aremania Mendidih Dengar Pernyataan Ade Armando yang Sebut Pangkal Masalah Tragedi Kanjuruhan adalah Suporter Kredit Foto: Antara/Naufal Ammar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ditengah duka mendalam setelah tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang. Pegiat media sosial, Ade Armando kembali menimbulkan kontroversi atas pernyataannya. 

Kali ini, dirinya menilai Tragedi Kanjuruhan tak akan terjadi jika supporter Aremania bisa menahan diri dan tidak masuk ke lapangan seperti preman.

Publik menganggap apa yang disampaikan Ade Armando seakan menantang maut dan tak ada kapoknya meski dirinya pernah babak belur dikeroyok saat hadir di tengah demonstrasi depan gedung DPR RI, Senin (11/04/2022) lalu.

Baca Juga: Update Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Jadi 131 Orang

"Akademisi berdiri bersisian dengan kekuasaan dan kekerasan emang bukan hal baru, tapi Ade Armando nggak malu apa ya sama rekan sivitas akademik karena dengan gamblang membela brutalitas polisi dan praktik nekropolitik negara?" kata @agni****.

"Pak Ade Armando. Mending opini seperti ini tidak usah disampaikan ke publik, cukup untuk diri sendiri aja. Daripada hal seperti ini terulang lagi," ungkap @TMD***.

"Mulutmu harimaumu, jangan sampai kejadian Senayan terulang lagi karena statement ngawur mu, Ndo," ujar @wisn***.

Baca Juga: Kasus Ferdy Sambo Tak Kunjung Usai, Muncul Tragedi Kanjuruhan, Kinerja Polri Dipertanyakan

"Nggak kapok udah pernah bonyok, pengan lagi," timpal @Bet***.

"Tidak kapoknya bapak itu menantang maut haha. Semoga waktu di jalan bertemu orang yang tepat," imbuh @Yan**.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: