Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menparekraf: UMKM Berperan Besar Topang Sektor Ekraf di Tengah Tantangan Ekonomi

Menparekraf: UMKM Berperan Besar Topang Sektor Ekraf di Tengah Tantangan Ekonomi Kredit Foto: Kemenparekraf

Adapun, nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2021 telah mencapai 23,9 miliar dolar AS. Sebelumnya pada 2020, ekonomi kreatif Indonesia baru berada pada angka 18,8 miliar dolar AS

"Tiga subsektor terbesar adalah fesyen, kriya, dan kuliner," kata Sandiaga. 

Baca Juga: Leap-Telkom Dongkrak Omset UMKM di Ajang PaDi UMKM Hybrid Expo 2022

Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan "Kampus UMKM Shopee Ekspor Bali" merupakan kampus ke-10 yang dihadirkan Shopee Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan digital para pelaku UMKM di Bali. Di sini para pelaku UMKM bisa mendapatkan pendamping bisnis secara langsung baik dari Tim Customer Service hingga Trainer Shopee yang memberikan pengetahuan dan pelatihan berjualan online.

Selain itu, pelaku UMKM juga bisa mendapatkan fasilitas untuk mendukung penjualan, seperti foto/livestream studio serta memperluas koneksi dengan pelaku UMKM lainnya

"Saat ini total ada 180 ribu pelaku UMKM yang bergabung dalam program ini dengan 10 negara pasar ekspor seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina," kata Handhika Jahja.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), juga menyampaikan apresiasi atas hadirnya "Kampus UMKM Shopee Ekspor Bali" yang akan meningkatkan kapasitas serta peluang pelaku ekonomi kreatif di Bali dalam memperluas potensi pasar. 

Baca Juga: Menparekraf Pastikan Kesiapan Skenario Alur Kedatangan Delegasi WCCE di Bandara Bali

Ia mengatakan pelaku ekonomi kreatif di Bali memiliki kreativitas yang tinggi. Namun di sisi lain ia mengakui jika para pelaku ekonomi kreatif Bali masih memiliki keterbatasan dalam meaksimalkan digitalisasi. Pemerintah, dikatakannya, tidak akan bisa berjalan sendiri dan perlu kolaborasi dari pihak lain terutama sektor swasta. 

"Kreativitas dan inovasi yang dimiliki perajin di Bali berada di atas rata-rata, tapi untuk memaksimalkan peran digital, pemasaran berbasis digital, kami sadari masih perlu keberanian yang lebih. Kehadiran kampus ini kita harapkan bisa menjadi wahana untuk meningkatkan hal-hal yang tidak kita kuasai seperti pemasaran berbasis digital," kata Cok Ace.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: