"Di masa itu (pandemi Covid-19) bukan mendapatkan keuntungan tinggi akan tetapi sesuai dengan kondisi dimana bahan baku sangat langka dan mahal. Wajarlah jika harga saat itu sangat tinggi," ucap Yakabus.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Jayamas Medica Industri, Louis Hartanto mengatakan, bahwa Indonesia sendiri diproyeksikan menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan GDP per kapita tercepat di Asia Pasifik dengan proyeksi pertumbuhan CAGR 7,1% dari 2021 hingga 2026, melampaui Thailand (5,3%) dan Jepang (4,7%). Hal itu Berdasarkan proyeksi WHO, OECD, IMF dan Frost Sullivan, persentase belanja kesehatan terhadap GDP Indonesia pada 2021 sebesar hanya 3,2% atau masih di bawah Malaysia (4,3%), Vietnam (6,2%), China (5,1%), dan Jepang (12,3%).
Baca Juga: Jabarkan Tantangan Bisnis UMKM di Era Digital, Teten Masduki Sebut Pemerintah Telah Siapkan Solusi
“Dengan belanja kesehatan yang relatif masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Pasifik, maka potensi pertumbuhan alat-alat kesehatan dan suplai industri di Tanah Air masih tinggi,” ujar Louis Hartanto
Disisi lain Direktur Operasi OneMed, Leonard Hartanto mengatakan, sebagai manufaktur terintegrasi dan perusahaan distribusi, perseroan hadir di seluruh rantai nilai dan pasokan peralatan medis. Sampai saat ini, OneMed memiliki 1 pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang sebagian besar tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Onemed memiliki jangkauan jaringan distribusi yang luas membentang di 514 kota dan 34 provinsi di Indonesia hingga 31 Maret 2022.
Baca Juga: Lepas 15% Saham ke Publik, OneMed Mulai Rangkaian Bookbuilding IPO
“Ke depan, kami bermaksud untuk meningkatkan produksi dan perakitan baik yang sudah ada maupun yang produk baru dan upgrade manufaktur fasilitas,” pungkas Leonard
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: