Perpecahan mulai terlihat di badan Partai Golongan Karya (Golkar) jelang Pilpres 2024. Setelah Anies Baswedan resmi didukung Partai Nasdem, muncul sejumlah pernyataan dari petinggi Golkar yang akan mendukung Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menegaskan bahwa capres 2024 dari partai berlogo pohon beringin itu ialah sang ketua umum, Airlangga Hartarto.
"Airlangga Hartarto," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga: Duet Anies-AHY di Pilpres 2024 Dibahas Hari Ini, Demokrat: Nasdem dan PKS Aja Gak Cukup
Politikus yang akrab disapa Bamsoet menyatakan keputusan untuk mencalonkan Airlangga sebagai capres di Pilpres 2024 itu sudah keputusan final.
Meski sudah diputuskan, Ketua Dewan Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Akbar Tandjung menyatakan akan mendukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Menurut Rocky Gerung, bukan hanya Akbar Tandjung, sebelumnya Jusuf Kalla (JK) juga sudah memberikan dukungannya kepada Anies.
“Iya kalau Pak Akbar Tandjung sudah turun gunung, Pak SBY sudah turun gunung itu artinya senioritas sudah bicara tuh. Kita juga paham kalau Pak Akbar Tandjung itu politisi kawakan. Dia ngerti peta politik melampaui pengetahuan Pak Jokowi,” kata Rocky Gerung melalui channel Youtube, Rocky Gerung Official, Jumat (07/10/22).
Pernyataan Akbar Tandjung juga menurutnya tidak bisa dianggap enteng, sebab dorongan moral dari politisi senior itu akan mempengaruhi persiapan-persiapan suksesi di Golkar kedepannya.
“Contohnya Pak Jusuf Kalla (JK) yang mengusulkan Anies dengan gayanya dia. Golkar bisa jadi satu waktu satu akan mengatakan ‘Oke kita deklarasi Anies Baswedan’ kemudian berubah relasi Surya Paloh dengan KPK,” katanya.
Sangat mungkin Golkar terpecah dua. Antara pendukung Airlangga dan pendukung Anies Baswedan.
Baca Juga: Ketimbang Airlangga Hartarto, Akbar Tandjung Lebih Pilih Anies Baswedan di Pilpres 2024
“Golkar ini memang partai yang modern dan sangat rasional gitu kan. Jadi orang anggap ini partai enggak ada ideologinya nih. Karena memang bagi Golkar ya kesempatan untuk kaderisasi juga terbatas sehingga lebih baik lakukan satu gerakan yang pada akhirnya rakyat mengerti bahwa Golkar memilih Anies karena abcd, karena kesamaan cara berpikir yang rasional kira-kira begitu kan,” jelasnya panjang.
Nantinya menurut Rocky, sangat mungkin Golkar bisa menggap Anies adalah figur sosok modern dan sejalan dengan Golkar yang selalu menganggap partainya modern. Anies juga berpikir secara teknokratis, Golkar dari awal pun sudah berpikir secara teknokratis.
“Jadi mungkin kesamaan program itu yang akan mengikatkan Golkar pada sentimen yang positif pada Anies,” kata Rocky.
Baca Juga: Anies dan Ganjar Lewat! Prabowo Subianto Disebut yang Paling 'Nyaman' untuk Maju di Pilpres 2024
Ia juga melihat ada satu konsolidasi yang mungkin masih agak lambat tapi sinyalnya adalah Golkar itu 'lebih enak' memilih Anies.
“Kalau dipaksakan Golkar mendukung Ganjar juga agak kacau gitu kan, karena ideologi Golkar dalam pembangunan itu beda dengan ideologi Ganjar,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty