Manuver elite PDIP untuk kontestasi mereka di 2024 terus disorot. Mengenai hal ini, dua elite PDIP yakni Presiden Jokowi bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Batutulis, Bogor, Jawa Barat, selama dua jam. Apakah membahas soal pencapresan?
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Kristiyanto mengatakan pertemuan membahas berbagai masalah bangsa dan negara.
Salah satu yang menjadi materi utama dalam pertemuan ialah terkait penanganan ancaman krisis ekonomi dan krisis pangan.
"Ibu Mega memang sangat menaruh perhatian terhadap krisis ekonomi dan pangan, dan beliau membagi pengalaman lengkap menuntaskan krisis multidimensional," kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu (8/10).
Dalam pertemuan tersebut, kata Hasto, Megawati membagikan pengalamannya saat seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin sehingga pada 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis.
Hasto mengatakan dalam pertemuan empat mata itu, Jokowi pun menegaskan keseriusan Pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan dan energi akibat pertarungan geopolitik.
Hasto menyebut dalam pertemuan tersebut, Megawati secara khusus menyiapkan makanan untuk menjamu Presiden Jokowi penuh dengan semangat kerakyatan.
Mulai dari, jagung, kacang Bogor, pisang rebus, talas, dan nasi uduk.
Dia mengatakan bahwa Megawati sendiri sejak bulan Maret telah menginstruksikan untuk menanam 10 tanaman pendamping beras seperti pisang, jagung, talas, kacang-kacangan, ketela, sukun, sorgum, hingga porang.
“Apa yang dicanangkan Bu Mega sejak 2,5 tahun lalu kini terbukti, dunia menghadapi krisis pangan. Bu Mega menghidangkan makanan pendamping beras ke Pak Jokowi, agar Indonesia benar-benar berdaulat di bidang pangan," katanya.
"Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan," tandasnya.
Hasto menjelaskan bahwa pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana kontemplatif.
Di mana dalam tradisi pemimpin yang berjuang demi masa depan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, maka diperlukan suatu tradisi menyepi dan berkontemplasi.
"Guna membahas secara jernih terhadap arah masa depan bangsa dan negara. Hal itulah yang secara periodik dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi," kata Hasto. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto