Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Urgensi Diplomasi dan Promosi Minyak Sawit oleh Indonesia, Mengapa?

Urgensi Diplomasi dan Promosi Minyak Sawit oleh Indonesia, Mengapa? Pekerja mengumpulkan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh, Rabu (3/11/2021). Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Aceh dari Rp1.800 perkilogram naik menjadi Rp3000 perkilogram menyusul tingginya permintaan Crude Palm Oil (CPO) di pasar dan minimnya pasokan dampak terjadi penurunan produksi akibat musim treek. | Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif PASPI Dr. Tungkot Sipayung menyampaikan 5 alasan utama pentingnya diplomasi dan promosi sawit yang dilakukan Indonesia. Melansir laman Palm Oil Indonesia, berikut alasan yang dimaksud.

Pertama, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Pangsa produksi Indonesia pada tahun 2021 mencapai 59 persen, kemudian disusul oleh Malaysia 24 persen. Indonesia berhasil menjadi Raja Minyak Sawit Dunia sejak tahun 2006 setelah berhasil menggeser posisi Malaysia.

Baca Juga: Indonesia Buat Kemajuan Menuju Nol Deforestasi Sawit

Perkembangan produksi minyak sawit yang demikian juga berhasil menggeser posisi minyak kedelai yang sudah sejak 100 tahun lalu mendominasi pasar minyak nabati dunia dengan pangsa produksi minyak kedelai turun dari 51 persen menjadi 32 persen pada periode yang sama.

Kedua, multimanfaat sawit untuk Indonesia. Dari segi kepentingan, industri sawit menghasilkan berbagai manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Industri sawit mampu menyerap 17,6 juta tenaga kerja yang di dalamnya melibatkan 2,6 juta Rumah Tangga petani. 

"Jika dihitung secara makro, industri sawit mampu menghidupi sekitar 70,4 juta orang di Indonesia," catat laman Palm Oil Indonesia. 

Dari aspek ekonomi, industri sawit menjadi sumber devisa bagi perekonomian Indonesia. Sumbangan sawit pada devisa Indonesia tahun 2021 sebesar US$35,4 miliar atau sekitar Rp600 triliun.

Perkebunan kelapa sawit juga menghasilkan multi-produk yang dapat digunakan untuk bahan pangan, energi, dan biomaterial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, dari sisi manfaat lingkungan, perkebunan sawit dunia dapat menyerap 1,5 miliar ton karbon dioksida dan memproduksi sekitar 449 juta ton oksigen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: