Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TGIPF: PT LIB Tolak Usul Polres Malang Majukan Jam Pertandingan karena Iklan Rokok

TGIPF: PT LIB Tolak Usul Polres Malang Majukan Jam Pertandingan karena Iklan Rokok Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) insiden Kanjuruhan, Rhenald Kasali | Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Rhenald Kasali, mengungkap Polres Malang sempat mengirim surat agar pertandingan antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu dilaksanakan pada sore hari. Tetapi kemudian, kata Rhenald, usulan tersebut ditolak oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB). 

Oleh karena  itu, pertandingan tetap dilaksanakan pada malam hari hingga terjadi kerusuhan yang menewaskan ratusan nyawa. Dalam hal ini, Rhenald mempertanyakan mengapa usulan Polres Malang pada saat itu ditolak dan pertandingan dijalankan pada malam hari.

Baca Juga: TGIPF Sebut Gas Air Mata di Kanjuruhan Kedaluwarsa: Senjata untuk Melumpuhkan bukan Mematikan

Berdasarkan hasil investigasinya, Rhenald menyebut pertimbangan PT LIB menggelar pertandingan pada malam hari salah satunya untuk mengakomodiasi sponsor rokok yang tayang sebelum waktunya.

"Banyak sekali hal-hal seperti dilakukan setengah 10 malam, kami juga mendengar ada yang mengatakan mungkin itu salah satunya mengakomodir iklan rokok yang baru mulai di jam setengah 10 malam, misal begitu," kata Rhenald pada wartawan di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Senin (10/10/2022).

Bahkan, Rhenald juga mengaku sempat mendengar jika tuan rumah yang bermain, tim tamu mesti mengalah. Dengan begitu, Rhenald menilai ada tumpang tindih dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola tersebut.

"Bahkan ada yang mengatakan kalau misalnya tuan rumahnya ya, kita melawan tuan rumah, ya tuan rumahnya harus menang. Maka Barcelona pun berhadapan dengan tim lokal pasti harus menang tim lokalnya itu. Jadi akhirnya adalah yang dikedepankan itu menang dan ini menimbulkan semuanya jadi tumpang tindih," jelasnya.

Baca Juga: Buntut Kerusuhan di Kanjuruhan, APPI Sampaikan Poin Penting ke TGIPF, Simak!

Dengan fakta tersebut, Rhenald menuturkan, jika ingin mengubah pola penyelanggaraan sepak bola, maka harus diawali dari sikap mental, stadion, keselamatan, dan kenyamanan penonton. Dia juga mengungkapkan pengamanan yang baik tidak mesti menurunkan barakuda dan rantis, tetapi keselamatan dan kenyamanan para penonton mesti dikedepankan.

"Jadi kalau mau bicara perubahan, ini perubahan semuanya ini harus dirubah sikap mental sportivitas, stadion yang harus diubah, keselamatan dan kenyamanan penonton itu penting, atlet. Cara mengamankannya bukan semata-mata barakuda, rantis itu kendaraan perintis itu, tetapi adalah lebih kepada keselamatan, budaya kenyamanan di mana orang saling menghormati satu sama lain," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: