Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Ungkap Ada Tiga Isu Utama dalam Pengembangan CBDC

BI Ungkap Ada Tiga Isu Utama dalam Pengembangan CBDC Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. | Kredit Foto: Martyasari Rizky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa terdapat tiga isu utama dalam pengembangan mata uang digital yang diterbitkan bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Pertama, bank sentral harus dapat menetapkan desain CBDC yang optimal untuk dapat memenuhi tujuan kebijakan dan memitigasi risiko dan implementasinya.

"CBDC juga harus dapat berperan sebagai sovereign public goods yang mampu memenuhi kebutuhan publik dan sesuai dengan mandat dan tujuan bank sentral," ujar Perry dalam pengumuman pemenang G20 TechSprint 2022 Awards Ceremony & 3rd CBDC Seminar yang digelar BI bersama Bank for International Settlements (BIS) secara daring di Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Kedua, lanjutnya, CBDC yang dirancang dengan baik, khususnya CBDC ritel dapat lebih mendukung dalam mengatasi hambatan inklusi keuangan, termasuk dengan menyediakan kemampuan offline, transaksi berbiaya rendah, dan portabilitas data.

"Namun demikian, inklusi keuangan harus segera dicapai dan tidak harus menunggu atau hanya mengandalkan CBDC," tambahnya. Baca Juga: Tolak Penggunaan CBDC, Think Tank Bitcoin AS Sarankan Bitcoin dan Stablecoin sebagai Gantinya

Ketiga, CBDC harus memiliki interkoneksi, interoperabilitas dan integrasi (3i) dengan infrastruktur pasar keuangan dan sistem pembayaran serta memiliki potensi untuk memperkuat pembayaran lintas negara dengan mengurangi friksi melalui pengaturan teknis di sisi kompatibilitas, antarmuka, dan platform teknologi.

Pada kesempatan yang sama, General Manager BIS, Agustin Carstens, mengemukakan tiga kompenen penting untuk masa depan sistem moneter. Pertama wholesale CBDC yang mengakomodasi transaksi bank sentral dengan institusi keuangan, kedua CDBC ritel dan fast payment system bagi masyarakat, ketiga susunan multi CBDC untuk transaksi lintas negara.

"Kerja intensif terus kita lakukan bersama bank sentral maupun swasta untuk menyediakan solusi inovatif dalam mengatasi tantangan CBDC. Solusi yang diusulkan pemenang Techsprint memberi kontribusi bagi rancangan CBDC," sebutnya.

Lebih lanjut, General Manager BIS berterima kasih kepada Indonesia selaku Presidensi G20 2022, BI yang telah sepenuhnya mendukung, seluruh juri, serta para pemenang yang telah berdedikasi. Baca Juga: Upaya Pemberdayaan UMKM, dari Menkeu hingga Bos BI Nyatakan Digitalisasi Pegang Peran Penting

Adapun terkait G20 TechSprint 2022 Awards, panel juri independen yang terdiri dari 11 pakar telah menilai hasil prototipe solusi para finalis dan menyepakati tiga tim pemenang. Pemenang setiap kategori problem statement diumumkan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, langsung dari Washington DC dalam rangkaian IMF Annual Meetings 2022 dan 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) 2022, sebagai berikut:

  1. Tim Dragonfly Fintech dari Singapura memenangkan kategori “Implementing effective and robust issuance, distribution and transference" dengan solusi “End-to-end CBDC Solution".
  2. Tim Bitt-IDEMIA dari Amerika Serikat memenangkan kategori “Enabling financial inclusion" dengan solusi “Secure Offline CBDC Payment Solution".
  3. Tim Partior dari Singapura memenangkan kategori “Enablingconnectivity and interoperability" dengan solusi “Project Naucratis: Enabling Connectivity & Interoperability for mCBDC".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: