Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Ekosistem Investasi Mandet Dihadapan Resesi, Moeldoko: Masalahnya Sangat Multidimensi

Pertumbuhan Ekosistem Investasi Mandet Dihadapan Resesi, Moeldoko: Masalahnya Sangat Multidimensi Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, belum tuntasnya persoalan tata ruang telah menghambat peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha. Padahal, investasi merupakan modal utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan, dan inklusif.

“Pertumbuhan investasi ini sangat dibutuhkan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi kita. Apalagi ancaman resesi sudah di depan mata. Di mana saat ini sudah dua puluh delapan negara antre menjadi pasien IMF,” kata Moeldoko, pada peringatan Hari Tata Ruang (Hantaru) ke – 62, dan HUT ke-35 Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Jawa Barat, di Bandung, Sabtu (15/10/2022).

Baca Juga: Moeldoko: Pemerintah Buka Pintu Kerja Sama untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Sebagai informasi, RPJMN 2020-2024 memberikan target investasi sebesar Rp 4.983 triliun. Hingga Juni 2022, realisasi investasi masih di angka Rp 584,6 triliun. Pada 2023, pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1400 triliun.

Moeldoko mengatakan, pemerintah telah memperbaiki iklim investasi melalui berbagai instrumen. Diantaranya dengan UU Cipta Kerja, yang di dalamnya mengatur penyederhanaan perizinan berusaha.

Namun, sambung dia, implementasi di lapangan masih belum maksimal, terutama terkait kegiatan pemanfaatan ruang darat atau yang dulu disebut dengan izin lokasi.

Ia mencontohkan belum terintegtasinya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan Online Single Submission (OSS) RBA. Hingga saat ini, terang Moeldoko, dari target RPJMN sebanyak 1.838 RDTR, baru 108 yang sudah terintegrasi dengan OSS-RBA. Hal itu, disebabkan masih banyak pemerintah daerah belum melakukan digitalisasi tata ruang wilayahnya.

Baca Juga: Pengamat: Moeldoko Pemimpin 'Pembangun Impian dan Perajut Persatuan' Layak Jadi Capres!

“Ini yang menyebabkan ada perbedaan proses antara RDTR terintegrasi OSS-RBA, dengan RDTR yang manual. Dan tentunya persoalan ini juga menjadi kendala bapak-ibu notaris,” tutur Moeldoko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: