Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konsumsi dan Investasi Membaik, Airlangga Bilang Pemerintah Siap Hadapi 2023

Konsumsi dan Investasi Membaik, Airlangga Bilang Pemerintah Siap Hadapi 2023 Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah optimistis dapat menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang diperkirakan akan terjadi di 2023 sehingga pemulihan perekonomian nasional tetap terjaga.

Optimisme tersebut didasari oleh membaiknya konsumsi dan investasi yang ditandai dengan menguatnya daya beli masyarakat, terjaganya indikator Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran, terjaganya PMI manufaktur pada level ekspansi, serta kredit perbankan yang tumbuh di atas 10% sejak Juni 2022.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pencapaian positif juga ditunjukkan dengan surplus neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan, serta terjaganya cadangan devisa dan rasio utang pada level aman.

Tercatat pada Januari hingga Agustus 2022, neraca perdagangan telah mengalami surplus hingga US$ 35 miliar yang didorong oleh ekspor komoditas utama seperti batu bara, palm oil, dan nikel.

“Kerja sama semua pihak termasuk swasta, patut kita syukuri karena Indonesia mampu tumbuh di atas 5% selama tiga kuartal terakhir dan berharap di kuartal III dan IV mampu menargetkan pertumbuhan di atas 5% sehingga secara year on year di akhir tahun kita targetkan 5,2%,” ungkap

Airlangga menambahkan sektor pasar modal juga turut mengalami penguatan di tengah pelemahan indeks saham global. Tercatat IHSG telah mencetak return positif di atas 3% secara year-to-date per 14 Oktober 2022 dibandingkan indeks saham lain, dengan net inflow hampir Rp70 triliun dalam kurun waktu sembilan bulan.

Baca Juga: Indonesia Punya Modal Bisa Selamat dari Tekanan Resesi....

Terkait dengan inflasi, Indonesia telah menaikkan suku bunga sebesar 75 bps untuk merespon tren inflasi sehingga inflasi nasional mampu terjaga secara moderat pada angka 5,95% (yoy) pada bulan September. Penurunan harga komoditas hortikultura pada bulan September juga masih mampu menahan laju inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan, dan solar.

“Momentum pemulihan ekonomi nasional juga terus dijaga oleh Pemerintah dengan menerapkan berbagai strategi seperti pelonggaran mobilitas masyarakat, implementasi kebijakan fiskal sebagai shock absorber, menjaga stabilisasi harga, peningkatan kualitas SDM melalui Program Kartu Prakerja, serta pengembangan UMKM,”pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: