Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menangkal Wacana Intoleransi di Media Sosial

Menangkal Wacana Intoleransi di Media Sosial Jejak Digital | Kredit Foto: Unsplash/Josh Felise
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hampir setengah penduduk dunia sudah terhubung ke internet dengan 8 miliar total populasi dunia setidaknya 4,7 miliar sudah memakai internet, di antaranya sebanyak 204,7 juta adalah warganet Indonesia.

Fakta ini mengharuskan pengguna memiliki pemahaman budaya digital, apalagi terdapat berbagai tantangan digital yang dihadapi masyarakat Indonesia seperi mengaburnya wawasan kebangsaan dan makin berkurangnya toleransi, serta kesopanan dan kesantunan.

Baca Juga: Tak Cuma Diterapkan, Tata Krama di Dunia Digital Harus Jadi Bagian dari Budaya

"Lalu sekarang pelanggaran karya hak cipta dan plagiasi tidak hanya terjadi di dunia pendidikan, tapi juga di dunia konten digital," ungkap VP Head of Marketing East Java Bali Nusra PT Indosat Tbk, Heny Tri, saat menjadi narasumber webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Senin (17/10/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Sementara itu, seharusnya dalam hal budaya digital, pengguna harus memahami multikukturalisme dan kebinekaan untuk menghormati perbedaan akan keragaman di mana konsekuensinya pada penciptaan ruang debat yang sehat.

Indonesia menjadi sangat multikukturalisme karena terdiri dari 17.504 pulau, 1.331 suku etnis, 741 bahasa daerah, 245 kepercayaan dengan 6 agama resmi, yang semuanya merupakan kekayaan bangsa dan bukan untuk diperdebatkan.

Sementara, dengan keberadaan media sosial ikut membentuk pandangan tentang keberagaman, di mana wacana kebenaran yang dimiliki kelompok-kelompok tertentu menjadi mudah tersebar. Terkadang apa yang dibaca di media sosial dianggap sebagai kebenaran tunggal yang paling benar, padahal belum tentu.

Budaya digital merupakan suatu hal yang membentuk cara manusia berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat yang menggunakan teknologi internet. Budaya ini dapat terbentuk dari beberapa unsur yaitu sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian/penampilan, karya seni, dan lainnya.

Budaya digital harus dibangun agar tatanan di dalamnya bisa teratur, aspek yang dapat membangun seperti partisipasi masyarakat dalam memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Kemudian, bagaimana masyarakat bisa menyesuaikan budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermartabat. Serta, bisa memanfaatkan hal-hal sebelumnya untuk membentuk hal baru.

Diharapkan dengan mempelajari budaya digital, pengguna memiliki kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun, wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Indy Barents Ajak Pengguna Internet Paham Keamanan Digital

Pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika akan menjadi landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Managing Director D&D Consulting, Ni Made Suryandari; VP Head of Marketing East Java Bali Nusra PT Indosat Tbk, Heny Tri; serta mengundang Key Opinion Leader (KOL) Mona Ratuliu. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: