Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Algoritma Bikin Ngeri karena 'Memakan' Data Pengguna, Jack Dorsey Ciptakan Protokol yang Amankan Data Pribadi

Algoritma Bikin Ngeri karena 'Memakan' Data Pengguna, Jack Dorsey Ciptakan Protokol yang Amankan Data Pribadi Kredit Foto: CNBC
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri dan mantan CEO Twitter Jack Dorsey telah mengangkat tirai pada iterasi terbaru dari protokol sosialnya dan aplikasi Bluesky Social baru, sebagai bagian dari jawaban terdesentralisasi ke Twitter.

Pengumuman tersebut datang hampir tiga tahun sejak inisiatif diumumkan oleh Dorsey pada Desember 2019 dengan tujuan agar pengguna media sosial memiliki kendali atas data mereka dan dapat memindahkannya dari platform ke platform tanpa izin.

Protokol baru ini telah diubah namanya dari ADX menjadi Authenticated Transfer Protocol atau AT Protocol. Ini digambarkan sebagai protokol untuk aplikasi sosial terdistribusi skala besar yang memungkinkan portabilitas akun, pilihan algoritmik, interoperabilitas, dan kinerja.

Baca Juga: 'Perang Dingin' Antara Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey Bukan Rahasia Lagi, Ini Buktinya!

Melansir Coin Telegraph di Jakarta, Kamis (20/10/22) di bawah protokol tersebut, identitas pengguna akan ditangani oleh nama domain dalam protokol AT, seperti “@alice.com.” dan kemudian akan dipetakan ke URL kriptografi yang akan mengamankan akun pengguna dan datanya.

"Data ini juga dapat dipindahkan dari satu penyedia ke penyedia lainnya tanpa kehilangan data atau grafik sosial Anda," pungkas Dorsey.

Fitur lain dari protokol ini termasuk interoperasi dan peningkatan kinerja, serta pilihan algoritmik yang memberikan pengguna akses ke pasar terbuka algoritma. Cara ini mirip dengan cara pengguna berinteraksi dengan mesin pencari Web untuk memilih indeks mereka.

Bluesky menjelaskan bahwa ini berarti pengguna akan memiliki kontrol lebih besar atas apa yang mereka lihat dan siapa yang mereka jangkau di platform media sosial menggunakan protokol daripada aspek yang dikendalikan dan dimanipulasi oleh satu perusahaan yang mencari keterlibatan.

“Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat memutuskan apa yang akan dipublikasikan; sebaliknya ada pasar perusahaan yang memutuskan apa yang akan dibawa ke audiens mereka,” ujar Bluesky.

Menanggapi pertanyaan pengguna di Twitter, Dorsey juga mengkonfirmasi bahwa pengguna dapat memilih untuk tidak terhubung dengan algoritma.

Platform sosial yang terdesentralisasi bisa menjadi salah satu jawaban atas manipulasi terpusat dari umpan, akun, dan data media sosial, yang telah dikritik oleh banyak orang sebagai berbahaya bagi kohesi sosial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: