Laporan Pendapatan Lesu, Tesla Begantung pada Sisa Bitcoinnya di Q3 2022
Pada laporan pendapatan Q2 2022 perusahaan Tesla telah menjual 75% kepemilikan Bitcoin-nya (BTC) akibat masalah likuiditas dari lockdown Covid-19 di China dan kini dalam laporan pendapatan terbaru Q3 2022 Tesla yang dirilis pada 19 Oktober lalu menunjukkan tidak ada perubahan kepemilikan BTC sejak aksi jual besar-besaran tersebut.
Dilansir dari Cointelegraph pada Jumat (21/10/2022), aset digital Tesla yang tersisa dari hasil jual besar-besaran di Q2 senilai US$218 juta masih tetap ada di neraca tanpa ada kerugian yang dilaporkan dalam nilai kepemilikannya.
Baca Juga: Mayoritas Masyarakat El Savador Ingin Pemerintah Berhenti Beli Bitcoin
Berdasarkan harga saat ini, diperkirakan Tesla masih memiliki sekitar 9.720 BTC dan perusahaan pun tidak membuat perubahan lebih lanjut pada simpanan BTC-nya yang tersisa dari hasil penjualan di Q2 meskipun penjualan hampirUS$1 miliar di Q2 2022.
Aksi jual selama Q2 telah mengambil sebagian besar dari posisi US$1,5 miliar perusahaan dalam BTC yang tentu mengancam posisinya sebagai salah satu korporat pemegang BTC terbesar.
Saat ini, pada Q3 2022 secara keseluruhan Tesla membukukan laba US$3,3 miliar mancapai pendapatan US$21,45 miliar di mana jumlahnya dilaporkan jauh dari ekspektasi analis dan bahkan berdasarkan Yahoo Finance harga saham Tesla juga telah turun hampir 15% dalam perdagangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: