Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini yang Dilakukan Presiden Korea Selatan Setelah Tragedi Halloween Berdarah Tewaskan Lebih 150 Orang

Ini yang Dilakukan Presiden Korea Selatan Setelah Tragedi Halloween Berdarah Tewaskan Lebih 150 Orang Kredit Foto: Reuters/Ahn Young-joon
Warta Ekonomi, Seoul -

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional pada Minggu (30/10/2022) setelah pesta Halloween menewaskan sedikitnya 153 orang di kawasan hiburan malam yang padat di Seoul.

Yoon menyatakan belasungkawa kepada para korban, kebanyakan remaja dan orang-orang berusia 20-an. Dia menginginkan untuk pemulihan yang cepat bagi banyak orang yang terluka dalam salah satu bencana terburuk di Korea Selatan dan desak-desakan terburuk di dunia dalam beberapa dekade.

Baca Juga: Halloween Berdarah di Korea Selatan, 151 Orang Tewas dan Lebih dari 80 Luka-luka

"Ini benar-benar tragis. Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi terjadi di jantung kota Seoul tadi malam," katanya dalam sebuah pernyataan. 

Kerumunan besar yang merayakan di distrik Itaewon yang populer melonjak ke sebuah gang pada Sabtu (29/10/2022) malam, kata pejabat darurat, menambahkan jumlah korban tewas bisa meningkat.

Choi Sung-beom, kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan, mengatakan lebih dari 150 kematian telah dikonfirmasi, termasuk 22 orang asing. Dia mengatakan kepada pengarahan di tempat kejadian bahwa 82 orang terluka, 19 di antaranya serius.

Keluarga dan teman-teman putus asa mencari kabar dari orang-orang terkasih di pusat-pusat komunitas yang telah menjadi fasilitas darurat bagi orang hilang.

Hingga tengah hari, Kementerian Dalam Negeri mengatakan setidaknya 90 persen korban telah diidentifikasi, dengan penundaan yang mempengaruhi beberapa warga negara asing dan remaja yang belum memiliki kartu identitas.

Yoon mengatakan pemerintah "akan menyelidiki secara menyeluruh penyebab insiden itu dan membuat perbaikan mendasar untuk memastikan kecelakaan yang sama tidak terjadi lagi di masa depan".

"Hati saya berat dan sulit untuk menahan kesedihan saya," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: