PT Adaro Energy Indonesia Tbk ( ADRO) berhasil mencetak laba inti sebesar US$ 2,33 miliar hingga akhir kuartal III 2022. Capaian itu naik 262% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 644 juta.
Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir menjelaskan capaian perusahaan hingga kuartal III tahun ini didukung oleh kenaikan harga komoditas mencapai 106%. Kondisi krisis energi di beberapa kawasan memicu kenaikan permintaan batu bara.
“Pendapatan, EBITDA dan laba bersih mencapai rekor tertinggi untuk sembilan bulan pertama dari setiap tahun sejak perusahaan didirikan 30 tahun lalu,”Kata Garibaldi di Jakarta, kemarin.
Ia mengungkapkan pada sembilan bulan 2022, perusahaan terus mengeksekusi strategi untuk meningkatkan produksi dan penjualan. Perseroan mengejar peningkatan melebihi 10% untuk dua komponen tersebut.
Volume penjualan batu bara perusahaan naik 14% dari 38,86 juta ton pada tahun lalu menjadi 44,17 juta ton pada tahun ini. “Faktor geopolitik dan kenaikan harga jual batu bara rata-rata pada kuartal III 2022 menjadi pendorong capaian positif perusahaan ini,”tambah Garibaldi.
Baca Juga: Harga Bahan Pangan Dorong Deflasi Oktober 2022
Kenaikan laba juga didukung oleh oleh pertumbuhan pendapatan perusahaan mencapai US$ 5,91 miliar atau tumbuh130% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 2,56 miliar. Kenaikan pendapatan itu juga mendorong Adaro mampu memberikan kontribusi lebih kepada pemerintah melalui setoran royalti.
Setoran royalti Adaro naik 302% menjadi US$ 2,05 miliar pada periode tersebut. “Kenaikan setoran royalti pada periode ini karena kenaikan pendapatan batu bara berkat kenaikan ASP,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: