Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produsen Tak Jujur Soal Penanganan Limbah Plastik?

Produsen Tak Jujur Soal Penanganan Limbah Plastik? Kredit Foto: Antara/Oky Lukmansyah

Menurut DW, pada 2009, Danone  menyatakan  komitmennya  untuk menggunakan 20%-30% botol plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) hasil daur ulang pada 2011. Tapi, janji itu gagal dipenuhi.

“Pada 2014,  Danone memasang target capaian 25% botol plastik PET mereka dari hasil daur ulang pada 2020, dan janji itu tertunda hampir satu dekade lamanya,” papar DW. “Komitmen lama juga sudah tak disinggung lagi.” 

“Tapi secara global, AMDK milik Danone hanya menggunakan 19,8% botol PET dari hasil daur ulang pada 2020.”

Untuk 2025, Danone punya target baru lagi, yakni, “Menggunakan kemasan plastik PET 100% hasil daur ulang di Eropa dan 50% secara global.”

Rendahnya tingkat daur ulang sampah plastik, khususnya di Indonesia,  dibenarkan oleh Wawan Some dari Komunitas Nol Sampah. 

“Daur ulang di Indonesia sangat  rendah, bahkan di dunia pun sangat rendah,” kata Wawan saat webinar tentang kemasan galon guna ulang dan ekonomi sirkular di Jakarta pada akhir Oktober lalu. “Selain plastik yang digunakan  sangat beragam, masyarakat sendiri tidak pernah melakukan pemilahan langsung dari sumbernya.” 

Menurut Wawan,  ketika sampah plastik segala jenis bercampur,  maka  butuh biaya yang sangat besar untuk pengolahannya. “Sentra-sentra daur ulang pun hanya di titik-titik tertentu,” kata dia.

Sementara Karyanto Wibowo, direktur Sustainable Development Danone Indonesia mengatakan, pihaknya bisa dipastikan akan menggunakan sebanyak mungkin kemasan bahan daur ulang (dari plastik jenis PET).  

Karyanto juga menyatakan target yang sama dengan kantor pusat Danone Prancis, yakni penggunaan 50% botol PET hasil daur ulang untuk AMDK Danone-Aqua   pada 2025 di Indonesia. “Target kami pada 2025 sudah tercapai 50%, dan akan terus diperbanyak lagi bahan daur ulangnya,” kata Karyanto, pada webinar yang sama. 

“Kami harus berinovasi dan harus mengerti kebutuhan konsumen,” kata Karyanto. “Kami harus  transparan dan terbuka pada konsumen, untuk menyampaikan opsi yang memang lebih baik untuk kesehatan dan lingkungan kita.”

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: