Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tolak Mark Zuckerberg, Evan Spiegel Sukses Jadi Salah Satu Miliarder Muda Lewat Snapchat

Tolak Mark Zuckerberg, Evan Spiegel Sukses Jadi Salah Satu Miliarder Muda Lewat Snapchat Kredit Foto: The Diary Of A CEO
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lahir pada 4 Juni 1990 di Los Angeles, California, Evan Spiegel tumbuh dalam keluarga yang mapan, dikelilingi oleh para profesional hukum dan bisnis. Tapi, alih-alih mengikuti jejak keluarganya, Evan memilih jalannya sendiri yang justru membawanya menjadi salah satu miliarder termuda di dunia.

Perjalanan Evan dimulai dari Crossroads School for Arts and Sciences, sekolah menengah elit di Santa Monica yang membentuk ketertarikannya pada desain dan teknologi. Ia kemudian melanjutkan studi ke Stanford University, mengambil jurusan Product Design. Di sinilah ia bertemu Bobby Murphy, teman seorganisasi yang kelak menjadi Co-Founder Snapchat.

Keduanya mulai bereksperimen dengan berbagai ide, termasuk aplikasi bernama Picaboo, yang memungkinkan penggunanya mengirim foto yang bisa hilang dengan sendirinya. Konsep ini kemudian berevolusi menjadi Snapchat, dan resmi diluncurkan pada tahun 2011.

Snapchat langsung mendapat perhatian besar, terutama dari kalangan remaja, karena memberikan cara baru untuk berkomunikasi yang lebih spontan, ringan, dan sementara. Di tengah dominasi media sosial yang fokus pada feed dan permanensi, Snapchat tampil beda dengan pendekatan yang mengutamakan keseruan, privasi, dan orisinalitas.

Pada tahun 2013, ketika Snapchat masih muda dan dipandang sebelah mata, datanglah tawaran akuisisi dari Mark Zuckerberg senilai $3 miliar. Banyak yang menyarankan Evan untuk menjual. Bahkan para pengacara mereka sempat bilang bahwa "aplikasi ini akan segera mati" dan menyebutnya sekadar tren sesaat.

Baca Juga: Perjalanan Dian Fiona Membangun JINISO, dari Jualan Jeans Buatan Ayah hingga Sukses Jadi Merek Besar

Namun Evan dan Bobby tidak gentar. Meski baru berusia 23 tahun, mereka yakin pada visi mereka. Dengan dukungan investor dan rasa aman finansial setelah masing-masing menjual sebagian kecil saham senilai $10 juta, mereka memilih untuk "swing for the fences" atau mengambil risiko besar demi potensi yang lebih besar.

Keputusan itu terbukti tepat. Snapchat terus tumbuh dan pada tahun 2017 resmi melantai di bursa saham dengan valuasi lebih dari $24 miliar. Hal ini menjadikan Evan Spiegel sebagai miliarder di usia 25 tahun.

Hingga tahun 2023, 432 juta orang menggunakan Snapchat setiap hari, dengan 850 juta pengguna bulanan dan pendapatan tahunan mencapai $4,6 miliar. Meski tekanan dari pesaing seperti Instagram dan TikTok terus meningkat, Evan tetap konsisten membangun Snapchat sebagai platform yang berbeda: menyenangkan, eksperimental, dan menghargai privasi pengguna.

Evan dikenal dengan gaya kepemimpinan yang tidak konvensional. Ia bukan tipe CEO yang hanya duduk di balik meja. Ia aktif terlibat dalam operasional, mendorong timnya untuk berani mencoba hal baru. Banyak fitur populer Snapchat lahir dari budaya kerja yang mendukung eksplorasi dan eksperimen.

Baca Juga: Cerita Handojo Santosa Bawa Japfa Selamat dari Krisis dan Sukses Mendunia

Di balik keberhasilannya, Evan juga menunjukkan kepeduliannya terhadap generasi muda. Bersama istrinya, supermodel Miranda Kerr, ia mendirikan Snap Foundation pada 2018. Yayasan ini fokus pada isu pendidikan, kesehatan mental, dan pemberdayaan pemuda.

Tak tanggung-tanggung, Evan telah menyumbangkan lebih dari $280 juta dalam bentuk saham Snap, dan berjanji menyumbangkan total 13 juta saham untuk mendukung misi sosial yayasan ini.

Hingga 2025, valuasi Snap Inc. berada di angka sekitar $13 miliar. Sementara itu, kekayaan pribadi Evan Spiegel tercatat sekitar $2,6 miliar menurut Forbes dan menjadikannya salah satu dari sedikit miliarder paling muda di dunia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: