Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Migrant Watch: OCS Tak Mampu Berantas Praktik Pemerasan PMI

Migrant Watch: OCS Tak Mampu Berantas Praktik Pemerasan PMI Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Migrant Watch, Aznil Tan menyebut sistem satu kanal atau one channel system (OCS) penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) yang dibuat pemerintah Indonesia dengan Malaysia, tidak mampu memberantas praktik-praktik lama yang memeras PMI.

Aznil menuding praktek yang terjadi di lapangan justru menunjukkan fakta-fakta yang menambah persoalan penempatan PMI ke Malaysia.

"One Channel System yang digembor-gemborkan pemerintah sebagai solusi penempatan PMI domestik ke Malaysia, (faktanya terjadi di lapangan) malah menambah kebobrokan atas karut-marutnya dunia ketenagakerjaan migran ke Malaysia. PMI diperas dan kedaulatan negara pun ditabrak," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (02/11) siang.

Aznil menjelaskan sejumlah sistem lama memang dibuat untuk menjadi bancakan. Sayangnya hingga kini, sistem tanpa payung hukum yang mendzalimi PMI tersebut, ungkapnya, masih terus berlangsung.

"Sistem dahulu, seorang PMI untuk bisa bekerja ke Malaysia, (agar mendapat cuan) mereka membuat sistem Smart Mediklab (SML) dan Foreign Workers Centralized Management System (FWCMS). Sekarang ditambah satu sistem lagi, yaitu bernama Visa Malaysia Agency Centre. Meski semua sistem itu tidak ada payung hukumnya dari kedua negara, tetapi di lapangan menjadi proses yang harus dilalui PMI agar dapat bekerja di Malaysia," jelasnya.

Akibat penambahan prosedur sistem tersebut, penempatan PMI di Malaysia berbiaya tinggi dan memiliki rantai birokratis yang semakin panjang. Praktek tambahan prosedur administratif tersebut jelas merugikan PMI yang ingin bekerja di Malaysia.

"Banyak kerugian atas sistem itu. Terutama menambah biaya dan memperpanjang durasi waktu proses PMI berangkat. Selain itu, praktek tersebut merusak ekosistem dunia pekerja migran dan juga membajak data kependudukan Indonesia," ketus dia.

Aznil menegaskan pihaknya akan terus menyuarakan perlawanan atas sistem yang mendzalimi PMI tersebut. Migrant Watch, ungkapnya, tidak akan ragu melawan kelompok sindikat dan mafia yang mencari untung dari derita PMI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: