Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Kelapa Sawit Miliki Resiliensi Tinggi Terhadap Resesi

Sektor Kelapa Sawit Miliki Resiliensi Tinggi Terhadap Resesi Pekerja menurunkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari atas mobil di Desa Lemo - Lemo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Sabtu (2/7/2022). Harga TBS kelapa sawit tingkat pengepul sejak sebulan terakhir mengalami penurunan harga dari Rp2.280 per kilogram menjadi Rp800 per kilogram disebabkan banyaknya produksi. | Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, sepertiga negara dunia akan mengalami tekanan ekonomi dalam 4-6 bulan ke depan dalam bentuk beban utang yang tinggi, lemahnya fundamental makro ekonomi, serta isu stabilitas politik.

Terkait hal ini, Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono mengatakan, resesi yang dialami Indonesia mungkin agak ringan karena ekonomi domestik Indonesia yang besar membuat tidak terlalu tergantung pada ekonomi luar negeri. Meskipun demikian, tetap harus ada kebijakan untuk menghadapinya.

Baca Juga: Mengenal Konsumsi Minyak Nabati di Uni Eropa, Bagaimana dengan Sawit?

"Hal yang harus dilakukan dalam situasi resesi global adalah mempertahankan daya beli masyarakat. Bila ekonomi stagnan dan ditambah inflasi tinggi, daya beli akan menurun. Ini yang benar-benar harus dijaga," katanya.

Lebih lanjut diungkapkan Joko, hal yang paling penting ialah harus ada lapangan kerja. Jika tidak tersedia lapangan kerja, akan banyak orang yang tidak bekerja sehingga akan membuat daya beli turun. Ekonomi Indonesia, kata Joko, harus berkonsentrasi pada penyediaan lapangan kerja. 

"Caranya dengan masuknya investasi baru. Investasi yang sudah ada harus diupayakan supaya tidak terjadi PHK. Harus dipertahankan supaya masyarakat tetap memiliki pekerjaaan. Ini hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah mengantisipasi resesi global," kata Joko.

Sektor-sektor perekonomian yang berpotensi menyediakan lapangan kerja harus dipertahankan. Investasi-investasi yang berpotensi menyerap tenaga kerja harus dipertahankan dan didapat.

Perlu diketahui bahwa sektor industri perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang investasinya di dalam negeri besar, juga saat ini memberi pekerjaan pada 17 juta orang. Kelapa sawit sangat berpotensi mempertahankan tenaga kerja yang sudah ada sekarang sehingga tidak terjadi penurunan daya beli.

Investasi pada sektor kelapa sawit harus tetap didorong supaya lebih banyak tenaga kerja yang diserap. Investasi yang sudah ada harus dipertahankan dan dilindungi. Kelapa sawit memiliki tingkat resiliensi yang tinggi terhadap resesi. Sektor ini sangat berperan untuk mengurangi pengaruh resesi global terhadap masyarakat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: