Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersama NPAP, Pemerintah Tegaskan Pentingnya Penanggulangan Sampah Laut

Bersama NPAP, Pemerintah Tegaskan Pentingnya Penanggulangan Sampah Laut Kredit Foto: Kemenko Marves

NPAP sendiri diketahui telah terbentuk sejak tahun 2019. "Merupakan suatu kebanggaan melihat kita semua berkumpul hari ini dan berikrar untuk komitmen yang lebih ambisius dalam mengurangi polusi plastik. Ini adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini, dan pemerintah, bisnis atau komunitas tidak dapat bekerja sendirian. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan kita dalam mengurangi kebocoran plastik di laut," pungkas Tuti Hadiputranto, Chairwoman NPAP Indonesia.

Lebih lanjut dirinya menambahkan bahwa acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ini tentu tidak dapat sepenuhnya bebas dari sampah plastik, namun NPAP berupaya untuk meminimalkan dampak lingkungan dengan melibatkan para mitra. Misalnya, Danone-AQUA menyediakan galon air minum, MAP menyediakan tempat isi ulang kopi, ALLAS menyediakan cangkir guna ulang.

Baca Juga: Pemkot Tangsel Ajak Pengusaha Kurangi Sampah Plastik

"Kami juga mengajak peserta untuk membawa botol minum sendiri. Kemudian, kami juga bekerja sama dengan Waste4Change dan EcoBali untuk mengelola sampah di acara ini. Kami menggunakan koleksi perabotan rumah tangga dari 100% plastik daur ulang untuk tempat duduk di ruang business matching. Selain itu, merchandise yang kami bagikan juga terbuat dari plastik daur ulang, serta melibatkan seniman lokal membuat instalasi menggunakan ribuan sampah plastik. Semua hal ini kami lakukan untuk menunjukkan dukungan kami terhadap ekonomi plastik sirkular. Kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak acara tingkat tinggi lainnya dengan pengurangan sampah plastik saat acara, terutama selama KTT G20 mendatang di Bali," tambahnya.

Dalam penanganan sampah laut ini, diketahui NPAP juga akan menggunakan pendekatan responsif gender ke dalam semua pekerjaan dan komitmen. Hal itu diungkapkan oleh Gender, Equity, and Social Inclusion (GESI) Ambassador NPAP Indonesia Yenni Wahid.

Baca Juga: Nelayan dan Pelajar Kota Padang Pungut Dua Ton Sampah di Laut

"Aspek sosial dalam ekonomi plastik tidak boleh lagi diabaikan. Untuk menciptakan ekonomi plastik sirkular yang adil, semua pemangku kepentingan harus menyadari kerugian yang dihadapi perempuan dan kelompok terpinggirkan lainnya, dan bekerja sama untuk mempromosikan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam rantai nilai plastik," ujar Yenny Wahid, yang berfokus pada isu lingkungan dan sampah plastik dari perspektif gender dan sosial.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: