Nilai Banyak Orang Tak Bersalah Ditangkap, Refly Harun Singgung Penggugat 'Ijazah Palsu' Jokowi: Dosa Pemerintahan Ini Banyak!
Memasuki dua tahun terakhir masa jabatan sebagai seorang Presiden, Jokowi jadi sorotan sejumlah pihak terkait kinerjanya selama memimpin Indonesia.
Satu yang menjadi sorotan salah satunya oleh Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun adalah mengenai keterbelahan masyarakat ditambah kubu penguasa yang dinilai belebihan kepada kubu yang bersebrangan.
“Rasanya baru kali ini ada penguasa yang memlihara kelompoknya msayarkaat sendiri, buzzernya sendiri untuk menghantam kelompok masyarakat lainnya,” jelas Refly.
Bahkan Refly menyebut dalam beberapa kasus, kesan penguasa menggunakan aparat dalam merespons pihak bersebrangan juga terjadi. Refly menyebut sudah banyak korban dari hal ini.
“Bahkan bisa menggunakan state aparatus untuk menahan dan menangkapi orang-orang yang kritis pada kekuasaan. Korbannya sudah banyak, ada Ruslan Buton, Sahganda Nainggolan, Anton Permana, Jumhur Hidayat, Edy Mulyadi. Jadi mereka semua adalah korban-korban ketika rezim membelah masyarakat dan tidak bisa menerima perbedaan pendapat,” jelasnya.
Refly membeberkan bahwa dalam segi hukum, menghukum satu orang yang tak bersalah lebih parah dibandingkan membebaskan 1000 orang yang bersalah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto