Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Baik Datang, Stok Minyak Sawit Indonesia Mulai Normal Kembali, Ternyata Ini Penyebabnya!

Kabar Baik Datang, Stok Minyak Sawit Indonesia Mulai Normal Kembali, Ternyata Ini Penyebabnya! Kredit Foto: DBS Vickers
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia dianggap tetap lebih kompetitif daripada Malaysia. Lantaran, Pemerintah Indonesia telah memperpanjang kebijakannya untuk membebaskan Pungutan Ekspor minyak sawitnya hingga akhir tahun, selama harga referensi CPO tetap di bawah US$800 per ton. Hal ini disampaikan oleh Peneliti komoditas CGS-CIMB Securities Sdn Bhd, Ivy Ng Lee Fang. 

Lebih lanjut dikatakan Ivy Ng Lee Fang, pihaknya meyakini, kebijakan tersebut akan memacu produsen minyak sawit Indonesia menggenjot ekspornya untuk memanfaatkan pembebasan Pungutan Ekspor. Stok minyak sawit Indonesia pada akhir Agustus turun menjadi 4,1 juta ton dari sebelumnya 5,9 juta ton pada akhir Juli dan hampir sama jika dibandingkan akhir Desember 2021 yang mencapai 4,13 juta ton.

Baca Juga: Naik Lagi, Harga Tandan Buah Segar Petani Sawit Menjadi Rp2.819 per Kilogram

“Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil menormalkan stok minyak sawitnya setelah larangan ekspor minyak sawit dicabut,” kata Ng, dilansir dari The Edge Markets.

Kondisi tersebut telah menyebabkan harga CPO lokal di Indonesia naik 22 persen menjadi Rp12.878/kg (RM 3.756/ton) pada 2 November, dari Rp10.530/kg (RM3,201/ton) pada 3 Oktober. Lantaran, Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat stoknya yang sebelumnya cukup tinggi.

Lebih lanjut dikatakan Ng, kekhawatiran atas produksi minyak sawit yang lebih lemah akibat banjir di beberapa bagian Kalimantan juga menjadi salah satu pendongkrak harga minyak sawit global. Kenaikan harga CPO juga didorong permintaan yang kuat untuk minyak sawit sebagai pemenuhan stok dalam acara-acara perayaan keagamaan, serta adanya diskon menarik CPO sebesar US$535 per ton terhadap minyak kedelai pada 27 Oktober lalu.

Baca Juga: Beda Sama Prabowo, Jokowi Gak Akan Gegabah Beri Dukungan Buat Ganjar Pranowo: Dia Tak Akan Berani...

“Ada juga kekhawatiran bahwa pemulihan pasokan minyak sawit dapat berdampak negatif oleh situasi kekurangan tenaga kerja yang sedang berlangsung di Malaysia dan iklim La Nina,” kata Ng.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: